Social Icons

Pages

Jumat, 16 Agustus 2013

Buku Catatan Gadis Penjual Pulsa



Buku kecil ini terselip di tumpukan rak kecil di kamar. Sudah tak terpakai lagi karena isinya sudah penuh dengan catatan jualan pulsa. Saat membukanya, sontak pikiran saya penuh tentang seseorang yang dulu rajin jadi pembeli pulsa yang setia : dia-yang-pernah-saya-suka-bertahun-tahun-lamanya.

 Dari buku ini tercatat kalau saya sudah berjualan pulsa dua tahun lamanya. Mungkin malah lebih lama mengingat buku kecil ini adalah buku catatan pulsa jilid dua, yang pertama pun sudah penuh dan entah ada dimana. Dari buku ini juga tercatat namanya yang sering sekali beli pulsa dan saat itu dia yang paling sering menghabiskan saldo pulsa saya. Saya lupa awal mulanya bagaimana saya dan dia bisa terhubung kembali melalui jual-beli pulsa ini, tapi yang jelas saya bersyukur dan senang sekali bisa berhubungan lagi dengannya, bisa membantunya, dan bisa bersikap netral dengannya, tidak lagi ada perasaan suka sampai salah tingkah sendiri seperti yang dulu terjadi.

Saya suka pada dia yang saya juluki Mr. Smile karena dia suka tersenyum, saya paling suka melihat senyumannya, walau jelas bukan saya alasan di balik senyumnya. Dia yang pintar, yang suka maju mendapatkan penghargaan ini-itu saat upacara bendera di sekolah. Dia yang tentunya tampan, si Prince Charming, dan dia yang entahlah bagaimana lagi bisa membuat saya suka akannya. Saya dan dia pernah berada di satu sekolah yang sama, dan kemudian terpisah sekolahnya. Saya pun terobsesi untuk bisa kembali satu sekolah lagi dengannya, tapi sayang saya gagal tercatat menjadi salah satu siswa di tempatnya bersekolah. Namun saat kuliah, saya dan dia kembali bertemu di satu almamater yang sama, walau berbeda fakultas dan dia sempat mendaftar di universitas yang ada di luar kota, tapi sepertinya semesta membawanya untuk tetap di sini saja. 

Saat masa sekolah, ini saat saya susah mengontrol rasa suka saya. Tidak heboh gimana-gimana juga sih, tapi kalau diingat-ingat ya cukup bikin senyum-senyum juga karena konyolnya saya :D. Dulu kerjaan saya suka nelponin dia pake telepon rumah atau dari wartel dan suka bingung mau ngomong apa. Tenggorokan terasa kayak tercekik pas ngomong sama dia, tapi udahnya saya bisa senyum-senyum sendiri. Gila,yaaa? :D . Saya juga pernah menelusuri alamat rumahnya (bersama teman-teman yang juga saat itu istilahnya nge-fans sama dia :D) yang ternyata gak jauh dari rumah saya (ampuun, semesta mendukung bangetlah pokoknya). Liat rumahnya aja berasa kayak lebaran terus dapet THR banyak, seneng bangeeet! Tapi pas ketemu, atau berpapasan dengan orangnya, seketika saya bisa lemes dan langsung keringat dingin. Mesti selalu begitu. Pernah suatu waktu jaman sekolah, saya lagi iseng menulis tentang dia, lantas ada yang mengetuk pintu, dan ternyata dia yang datang! Seolah tulisan saya memanggil dia dan saat itu tentu saya langsung grogi, salah tingkah, panas-dingin, berasa mau kabur saja tapi ingin menatapnya. Kemudian baru saya tahu ternyata dia mengenal kakak saya. Duh, dunia ini sempit ya. Saat jamannya pakai hape, malah saya tidak intens menghubunginya. Hanya di momen-momen tertentu saja dan saat hari ulangtahunnya saya rutin memberikan ucapan. Biar begitu rasa suka saya masih tertuju padanya, sampai saya jadi mahasiswa tingkat awal.


**********

"Hey gadis penjual pulsa. Kirim pulsa ke no. gw dong. Thanks" Begitu biasanya isi sms-nya. Atau kalau dia kehabisan pulsa, dia menelepon saya dari telepon kantornya. Ya, memang hubungan saya dan dia hanya terkait tentang pulsa, tidak ada yang lain-lainnya. Saya benar-benar jadi gadis penjual pulsa buatnya, dan dia menjadi pelanggan setia saya. Seharusnya ada lagi panggilan dia buat saya : gadis pemuja rahasia. Ya, walaupun saya suka dengannya bertahun-tahun lamanya tapi saya tidak menunjukkannya. Walau mungkin saya suka salah tingkah di depannya . Gak tahu kenapa saat dulu tiap bertemu dengannya bawaannya saya jadi panas dingin, mendadak merasa jadi jelek banget kalau di depannya. Tapi tentu sekarang sudah tidak lagi begitu. Lucu yaa kalau mengingat bagaimana dulu saya suka banget sama dia, seolah fokus saya hanya ke dia, tapi sekarang tidak lagi. Dulu saya sering menghubunginya agar tahu perkembangan kehidupannya, tapi kini dia yang sering menghubungi dan membutuhkan (kiriman pulsa) saya. Dulu saya yang sering membayangkan bisa kedatangan dia, di saat dia membayar pulsa maka dia akan ke rumah saya walau hanya sebatas di ambang pintu saja, dan saya bisa menatapnya dengan perasaan yang netral, tidak ada lagi grogi, panas-dingin, dan sebagainya. Dan saya merasa lebih nyaman saat saya berhenti menyukainya dan pensiun menjadi pemuja rahasianya. 

Buku kecil ini telah penuh dengan catatan-catatan pulsa dan saya telah menggantinya dengan yang baru. Di buku yang baru tidak ada lagi tertera namanya. Dia tidak lagi jadi pelanggan setia saya. Mungkin dia sekarang sudah isi saldo sendiri mengingat saat itu juga dia kerap suka bertanya-tanya dimana saya biasanya isi saldo pulsa dan dimana tempat yang murah, di Fans Celullar saya memberitahunya. Mungkin dia juga sekarang jadi pria penjual pulsa :D. Sekarang dengan tidak adanya transaksi jual-beli pulsa, maka sontak tidak ada komunikasi. Namun kini, yang jelas saya bisa mengatasi perasaan saya, dan menjadikannya sebagai teman saya. Saya malah pernah sekali curhat padanya dan ternyata dia menanggapinya dengan baik. Saat saya berduka, dia datang dan ikut berbela sungkawa. Dia memang pribadi yang baik dan menghargai orang. Senang bisa berteman dengan dia yang baik dan keren (dan tampan bonusnya). Itu saja.

August 16th, 2013
11:45 p.m.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text