Social Icons

Pages

Minggu, 11 Agustus 2013

Foto Masa Kecil

Jika saya memiliki kamar sendiri, saya ingin menata kamar saya dengan banyak buku dan foto-foto yang terpampang di meja. Buku-buku agar saya lebih mudah untuk menjangkaunya dan bisa seenaknya membaca kala kantuk belum melanda, sementara foto-foto agar saya merasa dekat dengan orang-orang yang ada dalam foto itu atau sekadar untuk mengingat momen yang tertangkap abadi dalam foto itu. Namun karena kamar ini milik bersama, dan banyak sekali benda-benda berat dan besar di dalam kamar yang berukuran 3x3 ini (tempat tidur dengan kasur dua tingkat, dua lemari, satu rak susun kecil, dan satu bak baju), maka memang hampir tidak ada lagi ruang untuk tempat menaruh buku-buku atau foto-foto. Namun saya menemukan beberapa foto tergeletak di atas rak susun kecil, satu yang saya ambil : foto masa kecil.

saya & adik -- priceless nih ekspresi dan gaya rambutnya :D

Adalah saya dan adik saya yang menjadi model dalam foto yang diambil di kamar ini juga. Saya dan adik saya yang umurnya berjarak tiga tahun, tidak terlalu jauh sehingga kami kerap gelutan dalam berbagai hal. Ya, saya juga tidak mengerti kenapa saya dan adik saya suka gelut. Di mata saya terkadang dia orang yang paling menyebalkan di rumah, dan begitupun dia menilai saya. Saya juga merasa hubungan saya dan adik saya minim chemistry. Pun saat kini ia hanya bisa ada di rumah di saat libur kuliah saja karena ia sedang kuliah di kota lain, saya pun tidak terlalu rindu pada adik semata wayang ini. Berbeda sekali dengan mami yang saat jauh dengan si adik seperti layaknya sepasang kekasih : yang selalu menelepon di setiap kesempatan, yang suka marah jika teleponnya tidak diangkat atau tidak ada kabar dari adik saya, saat dekat kerap bertengkar kecil, namun tak lama kembali lagi berbagi tawa dan mesra. Saya dan adik saya kerap saja bertengkar untuk berbagai hal.

Saya dan adik saya memiliki karakter yang berbeda. Menakjubkan memang, mengingat kami terbentuk dari proses pembuahan, keluar dari rahim seorang mami yang sama, dan dibesarkan bersama-sama, pun tidak menjamin akan terlahirnya karakter yang sama. Saya yang cenderung pendiam dan bicara seperlunya, sementara adik saya yang "ndermimil" atau banyak ngomong. Saya yang nerimo, sementara adik saya yang ingin ini-itu, saya yang hidupnya cukup teratur, sementara adik saya tidak bisa teratur, dan mungkin yang bikin saya suka sebal dengan adik saya ini, karena saya yang merasa pemalas, ternyata ada yang lebih malas lagi yaitu adik saya. Ketertarikan kami juga berbeda. Jika di rumah saya lebih suka bersih-bersih, adik saya suka memasak makanan kesukaannya. Saat melakukan tugas rumah masing-masing ini pun kami kerap berantem : kadang adik saya mengeluh karena saya tidak membantunya saat masak karena saya sudah capek dengan acara bersih-bersih, pokoknya ada saja bahan yang kami ributkan. Saya dan adik saya memang susah untuk klop.

Namun saat melihat foto masa kecil ini, saya takjub sendiri. Melihat kami yang tertangkap kamera terlihat akur di kamar yang sama ini. Masa kecil memanglah masa-masa yang indah dan menyenangkan dimana semuanya simpel, sederhana saja, tidak rumit. Saya jadi mengingat-ingat apakah di masa kecil saya dan adik saya kerap bertengkar. Pastinya iya, tapi masa kecil saya tetap terkenang menyenangkan.

Ya, di balik karakter adik yang berbeda dengan saya, di balik chemistry kami yang minim, di balik setiap pertengkaran, adik semata wayang ini tetaplah saudara saya yang saya sayangi. Saya juga bingung bagaimana menunjukkan rasa sayangnya di balik perbedaan dan seringnya kami bertengkar, tapi saya memang menyayanginya. Tanpa perlu kata yang terucap untuknya kalau saya sayang padanya (saya pun malas untuk bilang sayang padanya). Lucu ya, tapi ini nyata adanya. Oh ya, dipikir-pikir saya juga menyukai beberapa sifat adik saya. Adik saya ini orangnya terkesan galak dan judes, tapi herannya dia banyak sekali kawannya. Di mata kawan-kawannya, walaupun adik saya itu judes, tapi dia jujur untuk menjadi dirinya sendiri. Dia nyaman saja menjadi dirinya yang judes, cuek, namun tetap bisa supel. 

Bahkan setiap benda pun memiliki kekurangan dan kelebihannya tersendiri, apalagi tiap individu pasti memiliki karakter yang berbeda-beda, dengan segala kekurangan dan kelebihannya. 

ini kami yang suka bertengkar tapi saling sayang :) 

Note: I love you, sis! Tapi ini bukan berarti kita berhenti perang ya.. Mungkin gak apa-apa kita perang melulu biar rumah jadi semarak! :D


August 12th,2013
02:06 a.m. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text