Social Icons

Pages

Minggu, 06 September 2015

Beringin Cinta

Pernah mendengar cerita seram yang terjadi di bawah naungan pohon beringin? Konon pohon beringin yang berbatang besar dan menjulang ini merupakan sarang bagi mahluk yang kita percaya eksistensinya, namun kita tak berharap bertemu dengan mahluk tersebut yang telah memiliki tempat tinggal tersendiri di dimensi lain. Saya tahu akan ada bagian untuk saya mengangkat tema mitos dari suatu tempat di kota saya bertumbuh, maka kali ini saya akan mengulik suatu tempat yang tak terlihat lagi sisi seramnya, malah dijadikan tempat berkumpul para warganya, yaitu Beringin Cinta.

Beringin Cinta : ruang publik yang hijau dan sejuk


Beringin Cinta, sejujurnya saya sendiri tak tahu siapa yang awalnya memberi sebutan ini. Beringin Cinta merupakan suatu ruang hijau yang terletak di bagian depan kampus Unila (Universitas Lampung), sekitar 5 menit dari terminal Rajabasa. Para penimba ilmu di Unila pasti tak asing lagi dengan tempat ini. Tempat yang menawarkan kesejukan di bawah dua pohon beringin besar dan rindang di kala terik matahari berkuasa. Terdapat bangku-bangku dan meja dari semen yang rasanya sayang untuk tidak diduduki, kadang hanya mampir duduk untuk merenungi apa saja yang telah terjadi di hari ini, atau melihat tingkah polah para calon penerus bangsa yang tengah asyik bersenda gurau dengan teman-temannya, kemudian membahas program kerja kegiatan organisasinya. Seperti yang saya lakukan di siang menjelang sore sebelum kembali ke rutinitas kerja, saya menyempatkan diri mampir ke Beringin Cinta, diantar oleh seorang teman yang kemudian menggoda saya saat saya minta diturunkan di Beringin Cinta. Dipikirnya saya hendak menemui seseorang, padahal saya hanya ingin mengambil gambar dan tidak ingin menyia-nyiakan bangku yang telah disediakan untuk sekadar duduk dan menonton apa yang terjadi di sana.


"Mejong dija, wifinya kenceng." (Duduk di sini. wifinya kenceng) Terdengar seorang mahasiswa menyeru kepada kawannya yang duduk di bangku semen. *Well, aslinya orang tersebut tidak berbicara dalam bahasa Lampung, tapi bahasa Indonesia. Tapi apa yang dia bilang benar terjadi* Saya yang saat itu tengah asyik memfoto pohon beringin menggunakan kamera ponsel tiba-tiba tergelitik untuk mengecek apa yang dikatakan mahasiswa yang terlihat masih baru itu *soalnya dia botak, masih pake almamater, dan pas juga September ini adalah awal masuk kuliah*. Saat itu saya sedang kehabisan paket data internet, lumayan nih untuk mengecek dunia maya. Saya menunggu koneksi terhubung sembari melihat-lihat sekitar. Ada penjaja pempek yang meluruskan tangannya dan menjatuhkan kepalanya ke meja semen, terpejam sesaat sebelum kembali berkeliling menjadi penolong bagi mereka yang kelaparan dan butuh makanan pengganjal. Ada sekumpulan mahasiswa yang asyik ngobrol, duduk di bangku dan meja. Ada sekumpulan lagi duduk di bawah pohon dan beberapa mahasiswa yang saya duga seniornya (karena mereka berdiri dan terlihat memberi instruksi) ternyata tengah berlatih nari. Ada sepasang pria-wanita duduk dengan laptop di hadapan sang wanita. Ada pula yang berkumpul di suatu aula kecil *tadinya di situ ada warung makan dan minuman* Saya sendiri duduk bergabung dengan dua wanita yang asyik ngobrol. Saya kembali mengecek ponsel saya. Koneksi terhubung, tapi diamankan. Saya pun mengabaikan pengamanan yang diminta dan kembali memotret para mahasiswa yang tengah latihan menari.

Wifi kenceng konon berpihak di bawah 'rumah' yang diduduki para pria itu
 Para calon penerus bangsa
 Para mahasiswa yang latihan menari
 Masih latihan menari
 dan masih berlatih, sementara pikiran saya juga ikut menari
dua mahasiswa (baru lagi) di pojok sana

 penjaja pempek yang beristirahat


Beberapa menit saya habiskan untuk melihat gerakan tari yang sederhana, sambil menatap gedung kampus di seberang yang merupakan tempat saya menghabiskan hampir 5 tahun untuk menimba ilmu dan meraih gelar S1, pikiran saya pun menari di masa lalu. Betapa Beringin Cinta juga menjadi saksi perjuangan para penimba ilmu, menjadi tempat yang menyejukkan *setelah masjid Al Wasi'i Unila tentunya* buat saya dan teman-teman berkumpul membahas menumpuknya mata kuliah yang diyakini akan menurunkan kadar kesehatan jiwa jika tidak disiasati dengan bijak *oke, saya lebay :D* Betapa beringin menjadi tempat beristirahat di kala penat dan cuaca serta pikiran tak bersahabat *anginnya itu looh bikin adem dan tentram*. Tak hanya itu, beringin juga dijadikan tempat pelarian saat ada razia celana jeans *tempat saya kuliah harus mengenakan rok dasar untuk wanita dan celana dasar untuk pria, tapi berhubung mahasiswa jurusan yang saya ambil berasa turis jadi berprinsip peraturan itu dibuat untuk dilanggar xD* *mendadak geli mengingat sekarang saya tidak memiliki barang sepertiga pun potongan celana jeans :D*.  Beringin pun dijadikan meeting point buat janjian dengan teman-teman beda fakultas *atau jadi temporary room kalau cabut mata kuliah*, bahkan pernah menjadikan beringin sebagai tempat mengintai dari jauuuh seseorang yang disuka :D.

pemandangan di seberang yang merupakan kampus saya
(iyah, keliatan atapnya doang, yah)

Beringin Cinta. Ya, mungkin nama ini tak lepas dari pemanfaatan ruang hijau yang sangat sederhana ini sebagai meeting point, tempat bertemu. Tempat kopi darat seseorang dari antar fakultas, atau mahasiswa luar, atau pegawai kantoran, atau pegawai Unila, atau bahkan masyarakat sekitar pun diperbolehkan memanfaatkan ruangan ini sebagai tempat awal untuk bertemu, menumbuhkan rasa cinta demi masa depan yang bahagia, cerah membuncah dipenuhi cinta. Sebuah ruang publik yang sangat sederhana, namun menawarkan kenyamanan luar biasa. Mari duduk dinaungi rimbun pohon beringin dengan angin semilir meniupkan kesejukan dan kenyamanan yang dapat dengan mudah didapatkan. Berharap koneksi internet di sini bisa diakses oleh masyarakat umum agar ruang publik ini menjadi pilihan buat masyarakat Bandar Lampung untuk berkumpul sambil terhubung dengan dunia maya *baru ingat kalau fasilitas internet di sini bisa diakses sama para pemegang KTM yang mendaftarkan dirinya di Pusat Komputer Unila untuk mendapatkan id dan password-nya :D* Dan berharap Beringin Cinta tetap ada dan meniupkan pesan cinta dan kasih sayang, bisa dengan menyayangi tempat ini dengan menjaganya bersih dan tidak membuang sampah sembarangan, dan tentunya untuk tidak menyambangi tempat ini di malam hari karena… yah tahu sendiri reputasi pohon beringin tua bagaimana ;).

saking nyamannya dan semilir angin bikin mbaknya rebahan total
penampakan pohon beringin

penampakan pohon beringin lainnya

6 September 2015
17:03

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text