Social Icons

Pages

Minggu, 24 Agustus 2014

Hal-Hal yang Dulu Sering Dilakukan tapi Kini Jarang Bahkan Hampir Tidak Pernah

Hatchiiiiiiim -- Haduh duh, permisi ya mau bersihin debu dulu. Ini blog udah ampe sawangan gini. ckckckckck. Hhhmm, kayaknya udah rada bersihan *cepet amaat bersih-bersihnya*. Ya udahlah, marilah langsung menulis-nulis saja.


Jadi gini... ceritanya lagi pengin buat list tentang apa gitu ya *tentangpriaidamancobanyaya *yabebas*yatapikagakok*. Maka jadilah saya buat daftar hal-hal seperti yang tertera di judul postingan kali ini *males ngetiknya lagi*.

1. Ironing the mountain of clothes.
  "Huah, libur hari Minggu ini mesti beresin setrikaan." Tak jarang kata-kata itu yang terdengar dari teman-teman saya di saat akhir pekan, ketika sedang membicarakan rencana di hari Minggu. Dan harusnya saya bisa bernapas lega karena saya kini terbebas dari acara menyetrika. Sebenarnya saya cukup senang menyetrika. Posisi nyetrika favorit adalah lesehan di depan tipi, yang kemudian kalau capek saya bisa selonjoran, kemudian rebahan, sampai ketiduran di alas setrikaan :D. Sampai akhirnya si mami memutuskan untuk langsung saja melipat baju-baju yang baru dicuci dan silakan masukkan ke lemari masing-masing. Jadilah di rumah menganut paham ironing when it's needed. Dan tak jarang, baju-baju yang saya kenakan yang tidak terlalu perlu disetrika. Sungguh praktis dan terselematkan dari acara yang bikin pegal dan gerah, but actually I enjoy it *in some case*

2. Latihan masak.
Kapan terakhir kali kamu masak? Hhhmm, kalau yang dimaksud masak adalah sekadar masak air *what?! kelewataaan*, atau masak mie instan atau telor ceplok, itu pun sepertinya seminggu yang lalu hahaa. Saya memang paling malas kalau sudah berurusan dengan masak-memasak. Lebih milih bersih-bersih deh daripada acara masak-masak yang rempong dan prosesnya panjaang. Tapi biar begitu, saya pernah semangat buat belajar masak. Sempat terpaku di bagian resep masakan kalau ada bazar buku *iyaa, biar cuma liat resep pun udah suatu niat yang besar loh buat saya*, terus fotoin penjelasan cara masaknya. Kemudian dipraktekkin? Kagak :DD. Tapi percayalah, semangat untuk belajar masak itu ada dan saya sempat rajin mencoba terjun di dapur sendiri walau hasilnya cukup memprihatinkan. Satu tahapan yang belum bisa saya atasi dan paling rempong saat masak adalah tahapan mencicipi. Itu bener-bener menguji kesabaran dah, apalagi kalau masakannya udah ditambahin ini itu tak kunjung sedap. Tapi sekarang lagi gak se-semangat kala waktu itu.

3. Libur yang menghibur = bepergian
Buat saya, saat libur adalah saat di mana kita harus menjadi segar, senang, dan terhibur, Dan hal itu bisa didapat dengan bepergian. Bepergiannya bisa ke mana saja: ke rumah saudara, ke rumah teman, ke mall, ke toko buku. Pokoknya tidak berdiam di rumah saja. Dalam seminggu kan ada satu hari libur tuh. Nah, satu hari itu bisa dipakai dua atau tiga jamnya untuk keluar rumah. Namun sekarang rasanya hal itu tak berlaku lagi. Saat libur adalah saat di mana kita harus menjadi segar, senang, terhibur, dan tenang. Saat ini saya malah lebih senang mengisi waktu libur dengan membersihkan rumah (nyapu, ngepel, nyuci), kemudian merawat diri. Rasanya menenangkan saat mencium wangi detergen dan wangi cairan pembersih lantai yang *katanya* beraroma terapi. Rasanya pun jadi menyenangkan kalau lihat rumah lebih bersih dan agak lebih rapi. Saya malah menunggu-nunggu hari libur untuk kembali merapikan rumah (bagian-bagian mana yang belum terjamah).

4. Being noisy.
Hey, gak nyangka kan kalau saya anaknya berisik dan bawel, ya kan ya kan? ;) Tapi benar kok, saya rasa saya sudah gak seberisik yang dulu *bahkan saya pun rada lupa loh gimana sejarahnya saya bisa berisik* Ehiyaa, gara-gara kapan itu saya beres-beres terus nemu kesan-kesan dari teman SMA. Banyak yang bilang kalau saya tuh cerewet, ceplas-ceplos dan galak haha :D *tapi saya baik juga kok*dalam rangka pemulihan nama baik*. Dan sungguh deh, mungkin karena faktor U *iye, u untuk untu, eh umur* udah keabisan energi kali ya buat berbawel-bawel ria. Mungkin saya juga lebih menahan diri untuk tidak banyak bicara daripada menyakiti *aseek*apanya yang asek*. Tapi serius, terkadang saya masih suka mikir, "aku seberisik apa sih dulu", dan ya, kadang pengin juga jadi bawel lagi *lantas sepertinya jadi banyak cincong di blog ini ya, boow*

5. Talking to strangers.
Yeaaa, I really miss this moment, but it seems like there's no enough space & of course no more time for strangers haha :D. But I do enjoy talking to strangers. It's like you can tell them all you want, and you get their reactions, and it's up to you to take their advice or just throw it away :DD. Somehow, I'm quite extrovert to the strangers. Then remember the rule, stranger is stranger.

6. Bersenandung di jok belakang motor.
Sekarang sih kalau mau tiba-tiba nyanyi-nyanyi takutnya diturunin sebelum sampai tujuan hahaa. Lagian sadar suara aja sih ya, udah nebeng motoran, eh si pengemudinya dikasih polusi suara segala pake acara nyanyi-nyanyi. Entah kenapa sempat berani-beranian bersenandung gak jelas sepanjang perjalanan. Tapi sekarang sih malah jadinya ngerumpi kalau bareng sama teman tersayang.


7. Bilang rindu seenak jidat.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------no description------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Emang jidat itu enak?



August 24th, 2014
11:33 p.m.
 

Sample text

Sample Text