Social Icons

Pages

Kamis, 29 Agustus 2013

Handphone

Saya memiliki handphone sejak kelas tiga SMA. Saat itu sudah mulai banyak teman-teman yang menggunakan handphone, sementara saya mesti bersabar mengumpulkan uang terlebih dahulu untuk memiliki handphone. Ya, sejak kecil saya memang dididik untuk tidak selalu langsung mendapatkan apa yang diinginkan. Walau mungkin suatu hal yang saya inginkan itu dapat dengan mudah dipenuhi oleh orangtua, tapi saya selalu diajarkan untuk melewati suatu proses terlebih dahulu sebelum mendapatkan sesuatu. Maka untuk urusan handphone, butuh waktu yang cukup lama buat saya untuk mendapatkannya.

Hal ini pun berlaku juga untuk handphone saya yang satu ini, handphone ketiga saya yang dibeli dengan mengumpulkan uang dari gaji saya. Lumayan juga bisa membeli handphone yang juga bisa dipakai buat online, bisa memiliki beragam aplikasi sesuai keinginan. Walau begitu, makin ke sini saya malah jarang mengaktifkan layanan internet dari handphone, juga jarang berkomunikasi lewat handphone.

Saya telah memiliki handphone ini selama hampir sepuluh bulan. Handphone saya yang lama sebenarnya masih bisa berfungsi dengan baik, hanya saja saya ingin mengganti suasana dengan memiliki handphone baru.  Namun, dibanding dua handphone saya sebelumnya, handphone inilah yang belum punya chemistry yang kuat dengan saya. Begini, saya pernah tidak membawa handphone saat pergi seharian, dan saya merasa biasa saja, tidak khawatir akan ada yang menghubungi saya. Juga saat handphone saya tertinggal di tempat kerja dan disimpan teman saya. Waktu itu pernah handphone lama saya yang tertinggal dan saya minta tolong untuk handphone-nya diantarkan ke rumah saya. Tetapi dengan handphone ini tidak. Saya santai saja dan tidak meminta untuk diantarkan, karena saya tahu handphone
saya tenang-tenang saja. Dan memang begitu adanya. Tidak banyak nomor atau akun yang menghubungi saya. Sms dan telepon yang masuk seputaran teman-teman dan keluarga. Syukur saya juga jarang mendapatkan sms dan telepon yang menggangu. Buat saya, sms yang menganggu itu adalah sms pengingat dari kementrian (ya, entah kenapa saya kurang suka dengan sms-nya: terlalu perhatian namun tidak pas menurut saya), dan sms minta pulsa. Telepon yang menganggu itu datangnya dari tagihan kredit sepupu yang mencantumkan nomor telepon saya. Oh ya, sebenarnya kalau minta pulsa memang tepat sih dialamatkan ke saya, karena saya memang berjualan pulsa. Maka sms saya akhir-akhir ini kebanyakan seputaran minta kiriman pulsa (setelahnya tentu pada bayar yaa), sms dari tempat kerja, juga sms dari keluarga. Begitu pun telepon, hanya seputaran dari teman-teman, kerjaan, dan keluarga dan jarang pula.


Saya sebenarnya tengah heran: sekalipun handphone saya ini bisa membuat saya memilih aplikasi yang beragam,  sekalipun saya memasang wallpaper tokoh kesayangan, sekalipun saya memasukkan lagu-lagu kesukaan, memasang ringtone dengan nada menyenangkan, tapi tetap saja chemistry-nya belum muncul juga. Mungkin karena handphone ini belum berfungsi dengan baik sebagaimana seharusnya : sebagai alat untuk komunikasi, terutama berkomunikasi dengan orang-orang yang dikasihi.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text