Social Icons

Pages

Senin, 26 Agustus 2013

Perahu Kertas

Perahu kertasku kan melaju..membawa surat cinta bagimu.. kata-kata yang sedikit gila..tapi ini adanya




Saya sedang tidur-tiduran saat lagu itu terputar dari siaran radio, membuat saya yang sedari tadi memikirkan akan menulis cerita apalagi seketika mendapatkan ide. Ya, perahu kertas. Ada banyak perahu kertas berlabuh di dalam kamar. Bukan apa-apa, terkadang saya suka iseng melipat-lipat kertas. Berhubung saya cuma bisa membuat perahu kertas, maka saya terus membuatnya. Mungkin kalau saya bisa membuat bentuk yang lainnya, saya akan membuat yang lain-lainnya. Biasanya saya melipat kertas saat sedang tidak ada kerjaan, paling sering melipat karcis BRT saat di dalam bus (sayang sekarang kalau tidak transit, tidak mendapatkan karcis, dan saya jadi kehilangan *beneran ini*). Terkadang saya membayangkan akan ada penumpang bus yang ingat kalau ada penumpang yang tangannya tidak bisa diam di dalam bus. Tidak bisa diam bukan karena sibuk sms-an, atau sibuk dengan gadget, tapi sibuk membuat perahu kertas. Setelah perahu kertas itu jadi, saya pun tidak membuangnya, malah membawanya sampai ke rumah dan tidak sengaja jadi mengumpulkannya.

Perahu kertas yang masih berlabuh di kamar. Tak ada surat cintanya, hanya kertas karcis BRT atau kertas tak terpakai lainya. Oh ya, ingat perahu kertas (secara harfiah) tentu saja jadi ingat karya ibu suri Dewi Lestari, novel Perahu Kertas yang juga telah difilmkan. Saya suka semuanya, suka novel Perahu Kertas, suka filmnya, juga soundtrack-nya. Jarang-jarang saya bisa menyukai semuanya. Banyak sekali novel yang saya baca, kemudian saat diangkat ke layar lebar malah menebar kecewa buat saya. Tapi tidak dengan Perahu Kertas, i love the whole package of it : novel, film, and the songs. Banyak kutipan-kutipan apik di dalam novel, saya juga suka bagaimana Dee membuat aliran sendiri dengan menciptakan istilah "radar neptunus", agen neptunus", "pura-pura ninja", i just love that! Juga suka dengan filmnya yang dimainkan dengan baik dan pas oleh para pemain (suka banget sama Remi, pengin puk-pukin Remi pasca putus sama Kugy di pantai), begitu juga dengan soundtrack-nya yang ciamik. Oh ya, kalau boleh memilih scene di film untuk menjelma jadi nyata, saya hanya ingin yang di bagian Kugy dan Keenan bertemu lagi di pernikahan  Noni -Eko. Begini kurang lebih dialognya: "Kemana aja bertahun-tahun ngilang gak ada kabarnya?" | "Saya di Bali, gy..."| "Kamu ngomong di Bali kayak abis study tour aja"|  Udah, cukup begitu saja scene pilihan saya. Selanjutnya, biar menjadi cerita tersendiri yang tentu tak kalah seru dan apiknya dengan cerita Perahu Kertas ini.

Perahu kertas masih berlabuh di kamar, tak ada surat cinta yang tertuju untuk siapa-siapa.  Lagipula, saya membuatnya bukan untuk seperti yang ada di lirik lagu, hanya karena iseng saja.


Note: lagi gak connect buat nulis, jadi ceritanya berantakan en kemana-mana gini. *lah, biasanya juga berantakan kali,ah mau connect mau kagak. Dah ah! :D



*Additional note: Whoaaa~~~ i got the scene! Iyah, itu loh scene yang Kugy & Keenan bertemu lagi dan ngobrol-ngobrol lagi. Seneeng ih liatnya! :)



0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text