Social Icons

Pages

Sabtu, 16 November 2013

#5BukuDalamHidupku Pip Kecil dan Harapan Pelangi

Seorang gadis kecil itu tampak sudah rapi dan siap untuk diajak pergi. Di hari Minggunya, ia biasa turut pergi bersama seorang gadis muda yang cantik rupa dan hatinya. Dan hampir di setiap minggu, mereka mengunjungi perpustakaan daerah yang letaknya saat itu, menurut prespektif anak-anak, lumayan jauh dari rumah. Tapi tak mengapa. Toh, gadis kecil itu memang lebih menyukai perpustakaan dibanding pusat perbelanjaan yang memiliki arena bermain. Ia malah pusing saat disuruh bermain wahana-wahana yang hanya dengan memasukkan koin tertentu, maka akan menyalalah ia dengan gerakan yang begitu-begitu saja dan iringan nada yang kemana-mana. Ia pun sama merasa pusing karena mabuk perjalanan saat menuju ke perpustakaan, namun kepusingan itu menguap begitu saja saat ia memasuki perpustakaan dan menemui cinta pertamanya : buku cerita anak-anak. Maka, di setiap tahunnya, orangtua gadis kecil itu pun selalu mengurus perpanjangan kartu anggota perpustakaan dan membuat anaknya rutin mengujungi perpustakaan, di saat masa kanak-kanaknya.

*****
  
Gadis kecil itu pun beranjak remaja dan duduk di bangku SMA ketika ia ribut lagi minta berkunjung ke perpusda (perpustakaan daerah), setelah bertahun-tahun sebelumnya ia absen ke sana. Tak tahulah apa yang menjadi penyebab keabsenannya, dan keinginannya untuk bisa kembali ke perpustakaan pun muncul tiba-tiba, sebagai permintaannya yang tengah terbaring sakit karena thypus. Maka, ketika ia sudah sehat dan sebelum kembali ke sekolah, ia pun pergi ke perpustakaan bersama wanita yang sama, yang dulu juga selalu mengantarnya ke tempat itu. Saat memasukinya, ia latah langsung memasuki area buku anak-anak. Mungkin juga, karena memang area itulah yang akrab baginya. Namun, tak seperti dulu, ia tak lagi merasakan ketertarikan yang sama saat berada di area itu. Bukan karena ia tak lagi suka membaca, walau memang, belakangan ia tak lagi rajin membaca, tapi karena koleksi bukunya tidak lagi sebanyak dulu. Banyak buku yang sudah jelek kondisinya. Yang jelas, kunjungannya ke perpusda kala itu menjadi kunjungan yang mengecewakan. Untuk pertama kalinya, ia merasa kecewa dengan perpustakaan.

*****

Sekarang gadis kecil itu sudah beranjak dewasa. Tanyakan kapan terakhir kali ia membaca buku? Hhhm, sekitar seminggu yang lalu. Lalu tanyakan kapan terakhir kali ia ke perpustakaan? Haha, jangan bercanda. Tak usahlah disebutkan kapan terakhir kalinya. Oh ya ralat, untuk urusan membaca buku, tadi pagi pun ia membaca buku, memang bukan untuknya, tapi untuk bocah-bocah di tempatnya bekerja. Menarik sekali bukunya. Penuh warna, gambar-gambar, dan ceritanya pun lucu, tentang seekor tikus yang pemalu dan berusaha untuk mengajak temannya bermain dan ingin menangkap pelangi sebagai hadiah untuk teman-temannya itu, agar bisa bermain bersama. Bocah-bocah kecil itu pun tampak tertarik dengan apa yang ia bacakan, walau ada juga yang tidak bisa diam, atau menatapnya dengan mata mengantuk. Dan ya, demi melihat tingkah polah bocah-bocah yang ada di kelasnya, wajah-wajah polos mereka, juga keceriaan dan pancaran harapan masa depan, ia pun seperti melihat lagi masa kecilnya -- walau tak sebocah mereka ini yang baru berusia tiga tahunan -- saat ia suka sekali membaca buku, walau ia lupa apa saja buku-buku masa kecilnya. Seingatnya, ia pernah membaca lima sekawan (yang membuatnya hampir setiap saat bertanya, "mobil caravan itu seperti apa?"), buku cerita yang berbentuk seperti buku saku kecil-kecil, cerita detektif yang dengan tantangan memecahkan misteri di dalamnya, dan di akhir cerita ada jawabannya, cerita rakyat, ghoosebump, dan berbagai buku lainnya. Buku-buku itu dulu ia dapatkan dari perpustakaan, dan saat membacanya, ia pasti cantik berbinar-binar!



Gadis kecil yang masih kecil dan ramping di usianya yang tidak lagi kecil, kini mendadak rindu sekali akan perpustakaan, walau mungkin sekalipun ia rindu, tapi tak bisa lantas berkunjung ke sana karena kesibukannya (dan juga kemalasannya, mungkin!) Ia juga rindu akan cinta pertamanya, buku cerita anak-anak. Maka, saat melihat buku ini, juga jajaran buku anak-anak di tempat kerjanya, inilah saatnya reminder yang tersetel lama dalam otaknya berbunyi : ia pun terpental ke masa lalu, mengingatkannya akan awal kecintaannya membaca buku dan rajin mengunjungi perpustakaan. Setelah sekian lama, ia pun dengan sendirinya kembali akrab dengan dunia anak-anak dan berencana untuk berburu buku cerita anak-anak agar ia bisa menyimpannya dan buku-buku tersebut dapat dimiliki oleh anak-anak di masa kelak, dengan harapan pelangi akan menghiasi kehidupan lewat buku dan berjuta kisahnya.



Judul Buku : Pip Kecil dan Harapan Pelangi
Penulis       : Elizabeth Baguley & Caroline Pedler
Penerjemah : Hertriani Agustine
Penerbit      : Erlangga
Tahun terbit: 2008

"Pulang & tengoklah buku anak-anak, sebab itu perlu agar hidupmu tak sendu melulu" - GIPP


kemudian ia pulang lewat dunia maya dan menemukan ini! huhuhuhu cuma bisa menatapinya


16 November 2013
22:23 WIB

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text