Social Icons

Pages

Rabu, 02 September 2015

Bundaran Gajah



Selamat datang di kota Bandar Lampung--kota tapis berseri (tertib, aman, patuh, iman, sejahtera, bersih, sehat, rapi, dan indah). Tapis berseri sebenarnya merupakan kain sarung dengan tenunan benang emas dan perak  bermotif khas Lampung, seperti motif alam, perahu, flora, dan fauna. Salah satu tanda kalau kita tengah berada di Bandar Lampung adalah saat kita melewati bundaran gajah. Ya, gajah sebagai ikon Lampung dan tak jarang masih banyak yang beranggapan kalau di Bandar Lampung banyak berkeliaran gajah dan terdapat banyak hutan. Saya kerap mendapati pertanyaan dari saudara jauh yang sudah lama sekali tak berkunjung ke tempat tinggal saya, atau juga sekadar pertanyaan iseng, "memang di Lampung masih banyak gajahnya?" Saya geli sendiri membayangkan kalau di tengah kota yang merupakan gerbang utama pulau Sumatera, penghubung pulau Jawa dengan pulau Sumatera, kemudian penduduknya mesti berjibaku dengan gajah. Memang dahulunya Lampung pada umumnya dijadikan tempat transmigrasi dari masyarakat di pulau Jawa saat masih berupa hutan belantara dan belum diolah. Tapi sekarang? Sekarang kota Bandar Lampung merupakan pusat jasa, perdagangan, dan perekenomian provinsi Lampung. Kota yang mulai bergerak maju dengan pembangunan di sana-sini dan keramaian yang dtimbulkan akibat pertumbuhan penduduk yang pesat. Jika ingin bertemu dengan gajah, boleh diwakili dengan tugu gajah yang terletak di tengah kota ini.



Kawasan bundaran gajah ini juga dinamai tugu adipura, karena ada tugu adipura yang menjulang menemani tugu gajah dan kolam mancur dengan ornamen tapis menghiasi di temboknya, namun masyarakat lebih senang menamainya dengan bundaran gajah. Bundaran gajah menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat Lampung ataupun wisatawan sebagai objek fotografi. Tak jarang setiap kali ada keluarga yang berkunjung di Bandar Lampung, mereka meminta untuk mengabadikan momen bersama di bundaran gajah dalam jepretan kamera. Untuk masyarakat Lampung sendiri menjadikan bundaran gajah sebagai tempat berolahraga di Minggu pagi (diadakan car free day di kawasan ini), tempat berkumpul komunitas di malam hari, juga tempat diselenggarakan event tertentu, seperti pawai ogoh-ogoh saat perayaan nyepi yang memakai bundaran gajah sebagai tempat berkumpul dan membuat masyarakat ikut tertarik menyaksikan pawai yang juga  merupakan kegiatan masyarakat beragama Hindu. Di sini kita bisa melihat bahwa Bandar Lampung sebagai ibu kota Lampung. provinsi di ujung selatan pulau Sumatera yang memiliki slogan “Sai Bumi Ruwa Jurai”, yang artinya satu bumi, dua keturunan. Dua keturunan bisa diartikan sebagai masyarakat Lampung asli yang memiliki dua adat, yaitu adat pepadun dan adat sai batin. Juga secara sosiologis dapat diartikan sebagai dua unsur golongan masyarakat yang ada sekarang, yaitu Lampung asli dan Lampung pendatang. Dengan begini terasa sekali bahwa Lampung pada umumnya sangat menghargai para pendatang dan dapat terjalin hubungan yang baik dan harmonis antara masyarakat pribumi dan pendatang untuk saling membangun kota Bandar Lampung.  

bundaran gajah di malam hari

kakak yang berpose berasa jadi turis saat kepulangannya setelah merantau dan menikahi pujaan hati :p

pawai ogoh-ogoh (diambil dari bandarlampungkota.go.id)

tulisan tangan dengan aksara Lampung
(yups, masyarakat Lampung juga punya aksara tersendiri. ini modal belajar dari SD sampai SMP)


3 September 2015
11:50



0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text