Social Icons

Pages

Senin, 14 September 2015

Pengajar (dan Teman) Anak Usia Dini

Wilayah Bandar lampung yang memiliki keragaman topografi membuat masyarakat Bandar Lampung memiliki ragam profesi juga. Untuk yang tinggal di Wilayah landai/dataran, terdapat di sekitar Kedaton, Tanjung Karang, dan Sukarame masyarakatnya bekerja sebagai pegawai pemerintahan, guru, tenaga kesehatan, karyawan,  dan wirausaha. Untuk yang bermukim di dataran tinggi (seperti  Tanjung Karang Barat, Sukadanaham, Kemiling) dan wilayah perbukitan (terdapat di sekitar Telukbetung bagian Utara) masyarakatnya bekerja di kebun/ladang, atau juga berdagang. Ada juga masyarakat yang tinggal di daerah pesisir (seperti Teluk Betung dan Panjang). Untuk di Panjang, terdapat banyak pabrik-pabrik yang membuka kesempatan untuk masyarakatnya bekerja di pabrik. Untuk di daerah pesisir pantai, seperti di Teluk Betung masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Karena saya tinggal di kawasan Kedaton dan bekerja sebagai pengajar, maka saya akan membahas pekerjaan yang telah saya geluti selama tiga tahun.

Dari awal saya memang bercita-cita sebagai guru, karena saya melihat ibu saya yang juga berprofesi sebagai guru. Saya lihat jadi guru itu enak dan seru: jam kerjanya tidak memakan waktu seharian, kalau libur sekolah ikut libur juga :D. Alasan yang sederhana, sepertinya. Juga melihat sisi hebatnya jadi guru untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan membuka kesempatan untuk anak didiknya menjadi orang yang berguna dan bermanfaat di kemudian hari. Profesi sebagai guru juga diminati dan banyak diisi di wilayah Bandar Lampung yang merupakan pusat kota. Saya pun saat kuliah mengambil jurusan di bidang pendidikan, dan kini walaupun belum menjadi guru di sekolah, saya menjadi guru atau pengajar untuk anak-anak usia dini (sekitar 2-3 tahun) yang sebenarnya sekolah atau pendidikan untuk anak usia dini banyak dicari dan diminati di wilayah kota ini.




Lantas apa serunya jadi pengajar anak usia dini yang juga banyak ditemui di Bandar Lampung? Jujur saja di awal saya sempat ragu untuk mengambil pekerjaan ini. Terlihat mudah untuk mengajar anak-anak usia dini (tinggal modal bersuara keras, nyanyi-nyanyi, tepuk-tepuk) tapi ternyata sulit untuk mendapatkan perhatian anak-anak yang masih kecil sekali, baru berkenalan dengan suasana luar rumah membuat ada beberapa anak yang masih merasa insecure dan masih nempel sama orangtuanya membuat pengajarnya perlu ekstra mencari perhatian juga menggali kesukaan anak-anak agar ia merasa nyaman di sekolah. Belum lagi karakter anak-anak yang berbeda, membuat pengajar mendapat tantangan tersendiri untuk dapat memperhatikan semua anak didiknya.  Pengajar juga harus memperhatikan tumbuh kembang anak: apa saja perubahan dan peningkatannya selama bersekolah. Jam kerjanya sebenarnya pendek (di tempat saya bekerja hanya dua jam, ada pula yang tiga jam), namun sungguh memerlukan energi dan kesiapan yang matang, lahir batin, pun harus siap dengan perubahan yang mendadak terjadi, seperti ada anak yang tidak mood dan nangis atau ngamuk, juga ekstra memperhatikan anak-anak yang masih merasa tak nyaman dan pelariannya jadi memukul temannya.

Mungkin terlihat merepotkan saat membaca penjabaran di atas, namun menjadi pengajar anak usia dini juga seru dan penuh keceriaan (walau kadang badan juga pegal-pegal dan energi terkuras karena membujuk anak atau juga menggendong sebentar anak yang menangis). Buat saya yang seru adalah ketika kita berinteraksi dengan anak-anak. Suka sekali melihat tingkah polah mereka yang masih polos dan lucu. Walau kadang ada yang aktifnya luar biasa, tapi mereka tetaplah anak-anak kecil yang lugu. Seru dan menantang lagi saat kita harus berhadapan dengan murid, harus pasang wajah ceria walau suasana hati sedang mendung (karena dirundung masalah pribadi.. atau apapun yang bikin murung :/), namun kita tak boleh menampakkan kesedihan dan berusaha terlihat ceria. Kadang merasa dapat suntikan semangat dari anak-anak yang sudah diantar berharap mendapatkan aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat, maka pengajarnya jadi ikutan semangat (walau sudahnya meringkuk pilu lagi :D). Juga terjalin kerjasama antara pengajar (biasanya per kelas berisi 10-15 anak, yang terdiri dari dua sampai tiga pengajar), jadi berasa sepenanggungan menghadapi bocah-bocah yang bikin geleng-geleng karena gak ada capeknya. Seru lagi saat membahas tingkah anak saat kelas usai dan bersyukur akhirnya dua jam terlewati untuk hari ini.


Kegiatan di kelas pun dibuat menyenangkan. Di tempat saya bekerja, dengan jadual dua minggu sekali dengan durasi dua jam diisi dengan kegiatan menyanyi, menari, mewarnai, bersosialisasi dengan teman dan guru, pengenalan kegiatan sehari-hari, berdoa, pengembangan motorik anak, dan yang terpenting penanaman moral kepada anak. Walau diisi dengan banyak bermain dan saya (juga teman-teman) merasa seperti teman dengan mereka (bernyanyi bersama, bermain), namun saya berharap mereka bisa bertumbuh menjadi anak yang hebat dan memiliki akhlak yang mulia. Pun tak jarang saya pun belajar banyak menjadi pengajar anak usia dini untuk ekstra sabar dan bisa jadi panutan yang baik. Juga dari orangtua anak-anaknya yang beragam juga memberikan pelajaran tersendiri untuk saya menyikapinya, juga mengambil contoh dari para orangtua yang memiliki konsep pengasuhan yang baik.


15 September 2015
12:03

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text