pernah sehari semalam ngabisinsatu pak tisu loh
Si idung meler lagiiiii.... horeee! Duh, perkara hidung memang gak ada habis-habisnya dari seputaran berasa gatel, bersin-bersin, lantas meler deh. Ternyata gak hanya sensitif terkait perasaan saja, hidung saya ini juga sensitif sama yang namanya debu, debu, dan debu. Kalau sudah kena debu, siap-siap saja hidung terasa gatal, bersin-bersin berkepanjangan, dan langsung meler dah. Tapi sepertinya hari ini saya tidak berdebu-debuan ria, mengingat hari ini hari terakhir libur maka saya isi dengan hibernasi di pagi dan siang hari. Apa karena kebanyakan tidur terus tadi juga cuacanya dingin terus idung jadi mampet, mengingat saya tadi mulai bersin-bersin saat bangun tidur, atau karena si idung kangen kali ya sama soulmate-nya, si tisu. Ya, kalau sudah meler begini maka saya tidak bisa lepas dari tisu. Lebih nyaman dan praktis untuk mengeluarkan cairan dari hidung menggunakan tisu, daripada mengggunakan saputangan atau langsung dengan air yang mengalir.
Hidung saya sering bangeet meler entah karena debu (biasanya debu jadi penyebab utama), cuaca dingin, daya tubuh sedang turun, atau apapun beragam penyebabnya. Sebenarnya saya lebih suka merangkaikan penyebabnya "hidungku sedang rindu sama si tisu", begitu saja biar terdengar syahdu *ini kenapa siih?*. Yang jelas, saat meler melanda, saya sangat membutuhkan tisu.
Ngomong-ngomong? Apa saja sih fungsi tisu? Buat saya fungsi tisu yang utama ya itu, menyeka ing*s yang meluncur dari hidung. Yang sudah kenal saya pasti paham kalau saya ribut minta tisu, itu pasti untuk satu hal : buat sisih, iya buat ngeluarin si ing*s yang rindu disambut si tisu. Hiiii. Balik lagi ke fungsi tisu. Hhhm, tisu bisa digunakan untuk membungkus sesuatu, bisa untuk mengelap tangan yang basah, bisa juga untuk ditempelkan ke bibir yang telah dibubuhi lipstik agar warna lipstiknya tak terlalu kentara (lantas untuk apa pake lipstik ya), bisa untuk menyeka keringat, juga menyeka airmata. Menyeka airmata? Wah, saya jarang menggunakan tisu untuk menyeka airmata. Selain karena saya jarang (terihat) menangis, pun saat menangis saya lebih sering mengusapnya dengan tangan saya saja. Bukan apa-apa, kalau pakai tisu maka tisunya akan cepat habis karena selain untuk menyeka airmata, pasti ada yang lainnya lagi yang pelu diseka, ya itu, kalau menangis hidung saya ikut-ikutan menangis pula alias meler lagi. Lagipula, saya rasa jika bisa berbicara hidung saya akan protes kalau melihat saya memakai tisu untuk airmata, bukan untuk si hidung yang rindu akan si tisu.
Saat menulis ini pun saya sambil menyeka hidung saya dengan tisu.Maka bergelimpanganlah tisu di mana-mana. Sepertinya saya akan tidur dengan tisu di pelukan dan tisu yang berserakan di lantai. Si hidung masih rindu dengan si tisu. Ingin rasanya saya sampaikan pada si hidung kalau rindu tak melulu harus bertemu. Ada kalanya rindu itu lebih baik disimpan saja karena jika selalu rindu lantas bertemu, dimana letak serunya kerinduan itu? Saya bilang begini karena saya sudah mau tidur dan sudah capek menyeka hidung dengan tisu lagi. Saya harap hidung saya berhenti meler dan saya bisa beristirahat dengan tenang. Sampai jumpa hari esok!
August 15th, 2013
11:31 p.m.
0 komentar:
Posting Komentar