Pernah
mendengar cerita seram yang terjadi di bawah naungan pohon beringin? Konon
pohon beringin yang berbatang besar dan menjulang ini merupakan sarang bagi mahluk
yang kita percaya eksistensinya, namun kita tak berharap bertemu dengan mahluk
tersebut yang telah memiliki tempat tinggal tersendiri di dimensi lain. Saya tahu akan ada bagian untuk saya mengangkat
tema mitos dari suatu tempat di kota saya bertumbuh, maka kali ini saya akan
mengulik suatu tempat yang tak terlihat lagi sisi seramnya, malah dijadikan tempat
berkumpul para warganya, yaitu Beringin Cinta.
Beringin Cinta : ruang publik yang hijau dan sejuk
Beringin
Cinta, sejujurnya saya sendiri tak tahu siapa yang awalnya memberi sebutan ini.
Beringin Cinta merupakan suatu ruang hijau yang terletak di bagian depan kampus
Unila (Universitas Lampung), sekitar 5 menit dari terminal Rajabasa. Para
penimba ilmu di Unila pasti tak asing lagi dengan tempat ini. Tempat yang menawarkan
kesejukan di bawah dua pohon beringin besar dan rindang di kala terik matahari
berkuasa. Terdapat bangku-bangku dan meja dari semen yang rasanya sayang untuk
tidak diduduki, kadang hanya mampir duduk untuk merenungi apa saja yang telah
terjadi di hari ini, atau melihat tingkah polah para calon penerus bangsa yang tengah
asyik bersenda gurau dengan teman-temannya, kemudian membahas program kerja
kegiatan organisasinya. Seperti yang saya lakukan di siang menjelang sore
sebelum kembali ke rutinitas kerja, saya menyempatkan diri mampir ke Beringin
Cinta, diantar oleh seorang teman yang kemudian menggoda saya saat saya minta diturunkan
di Beringin Cinta. Dipikirnya saya hendak menemui seseorang, padahal saya hanya
ingin mengambil gambar dan tidak ingin menyia-nyiakan bangku yang telah disediakan
untuk sekadar duduk dan menonton apa yang terjadi di sana.
"Mejong
dija, wifinya kenceng." (Duduk di sini. wifinya kenceng) Terdengar seorang
mahasiswa menyeru kepada kawannya yang duduk di bangku semen. *Well, aslinya
orang tersebut tidak berbicara dalam bahasa Lampung, tapi bahasa Indonesia.
Tapi apa yang dia bilang benar terjadi* Saya yang saat itu tengah asyik memfoto
pohon beringin menggunakan kamera ponsel tiba-tiba tergelitik untuk mengecek
apa yang dikatakan mahasiswa yang terlihat masih baru itu *soalnya dia botak,
masih pake almamater, dan pas juga September ini adalah awal masuk kuliah*.
Saat itu saya sedang kehabisan paket data internet, lumayan nih untuk mengecek
dunia maya. Saya menunggu koneksi terhubung sembari melihat-lihat sekitar. Ada
penjaja pempek yang meluruskan tangannya dan menjatuhkan kepalanya ke meja
semen, terpejam sesaat sebelum kembali berkeliling menjadi penolong bagi mereka
yang kelaparan dan butuh makanan pengganjal. Ada sekumpulan mahasiswa yang
asyik ngobrol, duduk di bangku dan meja. Ada sekumpulan lagi duduk di bawah
pohon dan beberapa mahasiswa yang saya duga seniornya (karena mereka berdiri dan
terlihat memberi instruksi) ternyata tengah berlatih nari. Ada sepasang
pria-wanita duduk dengan laptop di hadapan sang wanita. Ada pula yang berkumpul
di suatu aula kecil *tadinya di situ ada warung makan dan minuman* Saya sendiri
duduk bergabung dengan dua wanita yang asyik ngobrol. Saya kembali mengecek
ponsel saya. Koneksi terhubung, tapi diamankan. Saya pun mengabaikan pengamanan
yang diminta dan kembali memotret para mahasiswa yang tengah latihan menari.
Wifi kenceng konon berpihak di bawah 'rumah' yang diduduki para pria itu
Para calon penerus bangsa
Para mahasiswa yang latihan menari
Masih latihan menari
dan masih berlatih, sementara pikiran saya juga ikut menari
dua mahasiswa (baru lagi) di pojok sana
penjaja pempek yang beristirahat
Beberapa
menit saya habiskan untuk melihat gerakan tari yang sederhana, sambil menatap
gedung kampus di seberang yang merupakan tempat saya menghabiskan hampir 5
tahun untuk menimba ilmu dan meraih gelar S1, pikiran saya pun menari di masa
lalu. Betapa Beringin Cinta juga menjadi saksi perjuangan para penimba ilmu, menjadi tempat yang menyejukkan *setelah
masjid Al Wasi'i Unila tentunya* buat saya dan teman-teman berkumpul membahas menumpuknya
mata kuliah yang diyakini akan menurunkan kadar kesehatan jiwa jika tidak
disiasati dengan bijak *oke, saya lebay :D* Betapa beringin menjadi tempat beristirahat
di kala penat dan cuaca serta pikiran tak bersahabat *anginnya itu looh bikin
adem dan tentram*. Tak hanya itu, beringin juga dijadikan tempat pelarian saat
ada razia celana jeans *tempat saya kuliah harus mengenakan rok dasar untuk
wanita dan celana dasar untuk pria, tapi berhubung mahasiswa jurusan yang saya ambil
berasa turis jadi berprinsip peraturan itu dibuat untuk dilanggar xD* *mendadak geli mengingat sekarang saya tidak memiliki barang sepertiga pun potongan celana jeans :D*. Beringin
pun dijadikan meeting point
buat janjian dengan teman-teman beda fakultas *atau jadi temporary room kalau cabut mata kuliah*, bahkan pernah menjadikan
beringin sebagai tempat mengintai dari jauuuh seseorang yang disuka :D.
Beringin
Cinta. Ya, mungkin nama ini tak lepas dari pemanfaatan ruang hijau yang sangat
sederhana ini sebagai meeting point,
tempat bertemu. Tempat kopi darat seseorang dari antar fakultas, atau mahasiswa
luar, atau pegawai kantoran, atau pegawai Unila, atau bahkan masyarakat sekitar
pun diperbolehkan memanfaatkan ruangan ini sebagai tempat awal untuk bertemu, menumbuhkan
rasa cinta demi masa depan yang bahagia, cerah membuncah dipenuhi cinta. Sebuah
ruang publik yang sangat sederhana, namun menawarkan kenyamanan luar biasa. Mari
duduk dinaungi rimbun pohon beringin dengan angin semilir meniupkan kesejukan
dan kenyamanan yang dapat dengan mudah didapatkan. Berharap koneksi internet di
sini bisa diakses oleh masyarakat umum agar ruang publik ini menjadi pilihan
buat masyarakat Bandar Lampung untuk berkumpul sambil terhubung dengan dunia
maya *baru ingat kalau fasilitas internet di sini bisa diakses sama para
pemegang KTM yang mendaftarkan dirinya di Pusat Komputer Unila untuk
mendapatkan id dan password-nya :D* Dan berharap Beringin Cinta tetap ada dan
meniupkan pesan cinta dan kasih sayang, bisa dengan menyayangi tempat ini
dengan menjaganya bersih dan tidak membuang sampah sembarangan, dan tentunya
untuk tidak menyambangi tempat ini di malam hari karena… yah tahu sendiri reputasi pohon beringin tua bagaimana ;).
saking nyamannya dan semilir angin bikin mbaknya rebahan total
penampakan pohon beringin
penampakan pohon beringin lainnya
6 September 2015
17:03
0 komentar:
Posting Komentar