Social Icons

Pages

Rabu, 06 November 2013

Tentang Kepulangan

Siang tadi saya diminta teman tersayang untuk menemaninya kala jam istirahat kerja. Kali ini ia minta ditemani ke tempat dan momen yang berbeda. Jika biasanya saya suka menemani atau minta ditemani untuk hal-hal yang menyenangkan, seperti membeli keperluan bulanan, mencari kado, belanja buku-buku, atau untuk hal-hal yang ribet tapi dibawa senang, seperti mengurus pajak motor, atau mengepos barang, namun siang tadi berbeda. Teman saya minta ditemani untuk melayat teman sekelasnya di masa kuliah. Saya tidak mengenal temannya ini, namun saya tahu perihal kepulangannya ke pangkuan sang pencipta sejak kemarin melalui postingan teman-teman yang lain di media sosial. Aditya Prasetya, berpulang saat menjalankan tugasnya di Maluku Tenggara Barat sebagai salah satu pengajar muda Indonesia Mengajar angkatan VI. Menurut yang tertulis di akun Indonesia Mengajar, Aditya meninggal dalam keadaan damai ketika sedang tertidur saat sedang menginap di rumah dinas Bupati MTB. Ia bersama teman-teman sekabupatennya sedang menyiapkan pelatihan guru di ibu kota MTB. Malam hari sekitar pukul sembilan, Aditya pamit untuk tidur duluan, dan keesokan harinya, tanggal 5 November 2013 saat temannya hendak membangunkan Adit, badan Adit sudah dalam keadaan dingin. Bupati MTB segera memanggil dokter pribadinya untuk memberikan tindakan medis. Dokter kemudian menyatakan Aditya sudah meninggal dunia.

Kepulangannya yang mendadak sontak membuat semuanya terkejut. Saya, yang tak mengenalnya saja, rasanya bisa turut merasakan kehilangan dari keluarga, kerabat, dan teman-teman terdekat. Adit meninggal saat ia jauh dari keluarga, kerabat, dan teman-teman terdekat, terlebih ia tengah menjalani tugas yang mulia, mengabdikan diri menjadi pengajar di daerah-daerah pelosok. Maka tak heran ketika saya sampai di rumah duka, rumah kecil di tengah rapatnya rumah-rumah yang lain itu sesak oleh para pelayat yang turut berbela sungkawa. Apakah di antara para pelayat itu ada yang tak kenal dengan Adit seperti saya? Entahlah. Mungkin ada.

Jenazah belum tiba saat saya dan teman saya melayat, dan orang-orang tetap silih berganti berdatangan. Saat memasuki rumahnya, ibunda Adit tampak dikelilingi pelayat, dan akhirnya saya dan teman saya memilih untuk duduk di dekat pintu. Teman saya pun bercerita tentang Adit: dia tidak terlalu dekat dengan Adit, namun ada satu cerita yang tak terlupakan. Kala itu saat ujian teman saya hendak memberikan contekan ke temannya yang belum belajar melalui Adit, dan Adit menolaknya. Idealis, teman saya bilang begitu. Saya pun menyimaknya. Berada di rumah duka membuat kami juga ikut berduka, dan jadi kembali mengingat kepulangan-kepulangan orang tersayang. Saya pun malah bercerita tentang kepulangan ayah saya, teman saya pun begitu, yang membuat kami jadi diliputi kesedihan karena kehilangan orang-orang tersayang. Namun saya teringat kata-kata bang Tere tentang kepergian dan kepulangan. Kurang lebih begini: "mengenai kepulangan orang tersayang untuk selama-lamanya, selalu lihat dari sisi yang pergi, bukan dari yang ditinggalkan." Ya, agar kita bisa menerima kepergian orang-orang tersayang dengan ikhlas. Tak mudah memang, sedih pasti ada, namun kita memang harus merelakan kepergian orang-orang tersayang ke keabadian, dan kelak kita semua akan menuju ke sana.

Ketika pamit pulang, ibu Adit berkata untuk memaafkan segala kesalahan anaknya. Rasanya saya ingin menjawab kaau saya tidak mengenal Adit, dan tidak ada yang perlu dimaafkan. Begitu pun saat kami bersalaman dengan adiknya Adit. Ketika melintasi meja saat berpamitan, tertera nama Adit dan tanggal lahirnya yang membuat saya terenyuh. Usianya sama seperti saya. Betapa kita tidak pernah tahu skenario yang telah ditetapkan sang Pencipta. Betapa maut bisa menghampiri siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Lalu saat melihat ramainya pelayat dan mendengar sedikit obrolan mereka, mereka selalu bercerita tentang kebaikan-kebaikan Adit. Adit yang baik, Adit yang semangat, Adit yang optimis. Betapa kepergiannya dipenuhi cerita kebaikan. Sontak saya membayangkan diri saya: akankah saya juga akan diingat dengan kebaikan-kebaikan?

Selamat jalan Adit.... beristirahat dengan damai dan tenang... kepulanganmu mengingatkanku untuk selalu berbuat baik dan yang terbaik, karena kebaikan tak akan pernah mati, sekali pun raga ini telah mati dan terkubur sendiri. 




November 7th, 2013
1:11 a.m.

Senin, 28 Oktober 2013

Konser Sheila on 7 yang Menjelma Nyata

Tuhan tolonglah...Tuhan tolonglah~~~~


Bulan Oktober ini sepertinya benar-benar bulannya Yogyakarta seiring ulang tahun kota ini beberapa minggu yang lalu dan bertambah tumbuhnya pula kecintaan saya terhadap kota Yogya. Kali ini tak perlu bertandang ke Yogya untuk merasakan hangatnya Yogya, karena salah satu band ternama asal Yogyakarta yang juga (mungkin/pastinya) identik dan juga bisa dijadikan sebagai ikon Yogya tampil di kota di mana saya lahir dan tumbuh, setelah penantian selama hampir belasan tahun akhirnya kesempatan untuk menyaksikan band yang saya suka sejak SD ini datang juga.

Jika menilik ke belakang, band yang kini digawangi oleh empat orang bapak-bapak namun tentunya masih memukau (Duta, Eross, Adam, dan Brian) pernah mengalami tragedi saat menggelar konser di kota saya pada tahun 2000 yang merenggut empat korban jiwa dan juga membuat band ini jadi tidak pernah tampil di kota saya di setiap kali rangkaian turnya. Untuk saya yang sudah menyukai band ini dari album pertamanya dan rela menabung (saat itu masih SD) untuk membeli kasetnya, absennya Sheila on 7 di kota saya menyisakan sedikit rasa kecewa, namun saya tetap mengikuti dan menyukai lagu-lagunya. Pun saat di bulan Juni 2013 ketika saya berada di Semarang, saya telat mengetahui kalau Sheila on 7 plus Maliq & d'essentials (band kesukaan saya selanjutnya) tampil di kota Semarang, namun pada hari tampilnya saya malah tengah berada di Yogya. Rasanya tinggal selangkah lagi untuk menyaksikan penampilan mereka, namun urung terjadi ternyata rasanya lebih tidak mengenakkan dibanding merasakan absennya penampilan Sheila on 7 di kota saya. Maka, ketika kali ini band tersayang asal kota yang juga saya sayangi tampil di sini, saya pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu.

Band kesayangan ini pun dijadwalkan tampil di sore hari, dan semenjak siang harinya kota saya diguyur hujan deras yang membuat saya sedikit cemas. Tentu, derasnya guyuran hujan tak lantas menggentarkan langkah saya untuk menyaksikan penampilan band yang telah diidam-idamkan. Hanya saja untuk mendapatkan izin dari mami tercinta jadi perlu pendekatan lagi setelah sebelumnya mulus-mulus saja untuk mendapatkan izin nonton konser, namun lantas berubah saat melihat perubahan cuaca. Akhirnya dengan berbekal membawa jaket dan payung yang saya siapkan di depan mami *agar ia percaya bahwa anaknya membawa sesuatu untuk melindungi diri dari hujan*, saya pun dibolehkan pergi, juga dengan pesan untuk membeli minyak goreng sepulang dari konser nanti *random sekali ya si mami :D*. Sebelum berangkat, saya mengecek linimasa band tersebut dan pihak penyelenggaranya -- tertulis kalau bandnya akan tampil setengah jam lagi. Saat itu hujan mulai reda dan saya pun memutuskan berangkat sendiri sambil mengatur janji dengan teman-teman tersayang untuk bertemu di lokasi konser saja pukul setengah empat sore, walau saya tak begitu yakin teman-teman saya akan datang tepat waktu. Benar saja, sesampainya di sana saya tidak menemukan mereka. Sementara dari luar arena konser saya menunggu sambil mencuri dengar kalau-kalau Sheila on 7 yang tampil, dan saya akan nekad masuk sendirian jika mereka belum kunjung datang. Namun setelah menunggu sekitar setengah jam, akhirnya teman-teman saya datang dan kami pun langsung memasuki arena konser dengan perasaan (saya) yang membuncah-- menyambut kesempatan yang merekah.

Ketika memasuki arena konser, kami langsung mencari titik yang nyaman dan terjangkau pandangan. Setelah mendapatkan titik yang lumayan nyaman, kami pun masih harus menunggu penampilan band kesayangan ini. Sekitar pukul lima kurang  lima belas menit, band yang telah ditunggu-tunggu ini muncul juga dan pecahlah suara teriakan dari mana-mana, tentu, termasuk dari saya! :D. Dan berikut ini daftar lagu yang dibawakan oleh band ternama namun tetap sederhana bersahaja sejagad raya ini:

........   1. Hari Brsamanya
........   2. Sahabat Sejati
........   3. Seberapa Pantas
16:52  4. Pemuja Rahasia (baru pada lagu ke-empat ini Duta berinteraksi dengan penonton                          *setelah di tiga lagu pertama langsung main tanpa menyapa *mereka nervous juga kali,                   ya?* Duta pun mengajak penonton untuk melambaikan tangan sambil mengikuti nada
                "Na na na na na...." yang menjadi pembuka lagu.)
17:03   5. Yang Terlewatkan
17:07   6. Bapak-bapak (saya berada di gerombolan anak-anak SMA dan banyak yang tidak
               hapal lagu ini. Namun bisa dimaklumi dan saya pun terus saja ikut bernyanyi~)
17:11    7. Kita (jadi ingat video klip-nya saat Duta masih gondrong. Juga masih ada Sakti dan
                  Anton)
17:16    intermezzo : Duta mengenalkan anggota band Sheila on 7 dengan alasan agar jika
             kelak bertemu bisa menyapa dan tak salah menyebut nama :D *dan saya akan mengingat
             pesannya ini* :D
17:17  8. Betapa
17:22  9. Hujan Turun (pas banget dengan cuaca yang juga tengah hujan)
17:27  intermezzo : mengucapkan terima kasih untuk Osis SMA YP Unila (yang juga
             merupakan sekolah saya) dan juga terima kasih untuk anak-anak muda yang masih ingat
             mengundang band "tua" *kata Duta loh*. Oh, tentu saya rasa semua masih ingat betapa
             jayanya band ini dan tetap menjadi band yang ter-muah di hati (mengambil dari Terima
            Kasih Bijaksana)
17:28 10. Melompat lebih tinggi (di lagu ini pecaaah banget! Sesuai judul lagunya, para
            penonton ikut lompat-lompat, dan di bagian solo gitar, Eross sedikit unjuk kebolehannya
            dengan memainkan gitarnya dengan badan menghadap ke belakang dan tangannya yang
            memegang gitar berada di depan. Gitu deh pokoknya :D)
17:33 11. Dan (dan di awal lagu ini Duta membiarkan penonton nyanyi sampai satu bait, dan 
             ekspresi Duta terlihat sendu syahdu, sepeti meresapi lagunya. Duh duh!)
17:35 12. Kisah Klasik untuk Masa Depan (ketika di awal pembawa acara menanyakan lagu apa
             yang ingin didengar, saya refleks berteriak, "Kisah Klasik untuk Masa Depan!" Padahal
            kalau dipikir, saya lebih senang mendengar "Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki" 
            atau yang lagi berasa di hati yang "Sekali Lagi". Namun ternyata lagu Kisah 
           Klasik dibawakan  sebagai lagu penutup yang apik dan tentunya meninggalkan kesan
            yang mendalam di hati.)
17:40 It's a wrap! 

Sungguh merupakan suatu pengalaman yang sangat mengesankan dan menyenangkan menyaksikan band ini. Saya pun menemui fakta-fakta menarik selama konser, seperti aksi panggung Duta yang suka mengibas-ngibaskan rambutnya (mungkin memang begitu gayanya atau refleks saja, namun baru sadar sekarang pas liat langsung) dan Adam yang ternyata tambah tambun :D dan juga suka tampil lucu di panggung. Terima kasih sudah menerima tawaran untuk tampil di kota saya dan memberikan pertunjukan yang luar biasa! Sampai berjumpa di penampilan selanjutnya. Di Yogya, semoga.


Behind the show *eh, udah capek ya bacanya? apa udah kabur gak sanggup baca? ya udah, yang ini gak usah dibaca lagi juga gapapa kok*bebas dah bebaaas* :

Seperti biasa, tak mau kalah dari band kesayangan, saya pun mau mengucapkan terima kasih atas lancarnya kesempatan saya menyaksikan band ini. Konser ini digelar pada hari Senin, 28 Oktober 2013 yang tentunya merupakan hari kerja. Maka, saya mengucapkan terima kasih untuk rekan mengajar yang sudah bersedia menggantikan jam mengajar saya (percayalah, saya pun merasa sedikit tidak nyaman saat penunjuk waktu menunjukkan angka 16:00 yang berarti jadwal saya mengajar), makasih juga buat mbak Aii yang cantik dan baik hati (ini karena ada "sesuatu" aja sih muji-muji :D) buat pengertiannya, tentunya terima kasih buat pihak penyelenggara Osis Smanila dan band yang diundang dari Yogya "Sheila on 7", kalau enggak ada mereka ya terus saya nonton apaa?, buat mami yang selalu pengertian dan memberi kebebasan (yang diemban dengan tanggung jawab) pada anaknya, buat teman-teman menonton dan menggila, dan rasa syukur kepada Sang Pencipta Segala Talenta dan Maha Bisa untuk kesempatan yang indah di hari ini.

Special acknowledgement: tulisan ini saya buat selain sebagai pengingat untuk saya sendiri, juga saya persembahkan untuk sepupu sayang yang tengah bertugas mencerdaskan kehidupan bangsa di Watuneso, NTT yang juga "menggilai" Sheila on 7 (bahkan ia sendiri mengaku lebih "gila" :D). Tadi kami sempat berbincang di telepon dan dia berkata ,"Yuk, apo kau ingat aku selagi nonton?" Ah ya, tentu saja saya ingat dia dan tak terbayangkan kalau kami nonton bersama. Mungkin jadi lebih heboh dan gila lagi dan tak akan ada habisnya kami saling cubit-cubitan. Semoga kamu berkenan membaca. Percayalah, tak ada maksud untuk membuatmu iri (walau pasti kamu berpikir seperti itu :D). Percayalah, kelak, kita akan menyaksikan konser bersama-sama. Siap-siap cubit-cubitan!~(malah dangDUTAan~~)








*Foto-foto selain dari tiket konser diambil dari akun @Osis_Smanila dan @sheilaon7*



29 Oktober 2013
01:23 a.m.

Jumat, 25 Oktober 2013

Still in Love



I think I must be dreaming
That you are here with me
Must have died and gone to heaven
And it's all that I hoped it would be

When the eagles forget how to fly
When it's twenty below in July
And when violets turn red
And roses turn blue
I'll be still in love with you


I live to be around you
You take my breath away
Can't help but talk about you
Every night and day

When eagles forget how to fly
And it's twenty below in July
And when violets turn red
And roses turn blue
I'll be still in love with you

All I need is you
Need you just to hold me, console me
Over and over.......I love you


When the eagles forget how to fly
And it's twenty below in July
And when violets turn red
And roses turn blue
I'll be still in love with you
Still in love with you




                       * Still in Love - Brian McKnight covered by Raisa Andriana *



October 25th, 2013
10:39 p.m.



About Hey



Ron            : "Hey."


Hermione: "You complete arse Ronald Weasley! You show up here after WEEKS and you say hey?!"

Me              : "Even after YEARS!!" *attacked Ron*




#Picture and dialogue (not included part of "Me") taken from  emmawatson



October 25th, 2013
10:00 p.m.

Selasa, 15 Oktober 2013

New Bookshelves -- Yippee!

How can I tell you mmm... that me and my mom have kinda strong bond -- I mean, somehow we ( me and my mom) could understand and know what we want, what we mean, at first, without saying anything. And then we just said, "Oh..that's also going on my mind..." We often said that punch line. As what happened for about a week ago, I was wondering to have new bookshelves since my-aunt's-bookshelves-that-she-left-at-home already fulled with books (almost comics and teen-lits). No space left anymore for my new books that already . Then I saw there's discount for bookshelves at mall, but I still kept it by myself, not directly talking to my mom because I planned to buy it by myself. When my money already collected, I'd ask my mom to accompany me to bring the bookshelves home. That's my plan.

Few days later, I saw my books hoarded under my bed, on the table, on the cabinet, such a mess! My mom started grumbling (it's not a mom if no grumbling at all, isn't it? ;)) ) to tidy my books up. I thought it's time to say what I want to say. Then, I told her how if I have new bookshelves and I asked her to accompany me to find new bookshelves. And she said to me that she already planned to buy a new bookshelves, but still wondering the type of bookshelves -- is it from wood, aluminium, wide-big- or small? At least we had the same need : having a new bookshelves. My mom also agreed to see discount of bookshelves at mall. Yippee! When we saw it, my mom was not interested with that bookshelves. Actually I felt the same, but at the moment I wanted to have a bookshelves in hurry. But I thought my mom was right. Finally, we didn't buy it.

Day by the day passed, still my books spread everywhere. I did wanted to have new bookshelves, but to get the "right" bookshelves was not easy. If I was wondering it at all, That made senses because when you buy kinda furniture, it will stay for long-term, and you may choose the best one. Instead, I was busy in the work-day (from Monday to Saturday) so I didn't have enough time to go to the furniture shop, from one shop to another shop, to find the "right" bookshelves.

And that day had come! Few days ago, after work, I entered my home, nothing I felt but tired. But when I entered living room, I saw what I want: bookshelves! I didn't expect I could get it soon, and then my mom said: "That's for your late birthday present. I just bought it!" I remembered I just smiled for that (because I was totally surprised and happy plus tired, all I could do is just smile-- maybe looked like "plain-smile), my mom also complaint for my reaction: "why you looked flat, huh?" Oh, actually I was soo blissful, too blissful enough so that I just expressed "as flat as a plywood" I guess. But most of all, I thank her for this! She is always the best! 




It's October & I still got birthday present. Come on! Who's else giving me present? :p

Two shelves already filled by the books-- two shelves left!

October 16th, 2013
02:50 a.m.

Minggu, 13 Oktober 2013

Over You

Over you
I guess I never will be over you
I have tried but it's so hard to do
I'm surrounded by the memories
No, I never will be over you.

Time goes by and I'm still holding on
Waiting for the day when you come home
If you ever change your mind again
I will greet you like a long lost friend
In my heart we've never reached the end
And I never will be over you.

I will love you 'til the end of time
Even though I know that you're not mine
Just as long as there's a chance that I
Guess I never will be over you.

Life's like walking down a lonely street
I see you in everyone I meet
How I long to see your smiling face
Oh, my love for you I can't erase
No one else could ever take your place
And I never will be over you.

Over you...

*Over You - Anne Muray covered by Tantry Agung Dewani*



        

Buku-buku, lagu-lagu, tisu dan kamu..... betapa setiap apa yang saya baca, saya lihat, saya dengar, saya temui, saya tangisi, saya tertawai, semuanya bermuara pada satu : kamu.



October 14th, 2013
01:13 a.m.

Senin, 07 Oktober 2013

Yogyakarta and Its Charms


I'm not kinda traveller who wandering many places in this universe. When I'm counting how many towns I've visited until now , my fingers could still count, only using my right hand, with the tumb left, means I only get four towns already visited: Palembang, Jakarta, Semarang, and Yogyakarta. If you ask me in wich town I spent shortest, that's Yogya. I only spent one day- one night there. And if you ask me, from those four towns which town I like the most, I'd like to say Yogyakarta. This town does impress me , even I only had one day there, and I had no one as the reason to go there, I just enjoyed my journey.

You may say it's too early to love Yogya since I only visited this town once and not for too-long, just one day. Places I visited in Yogya were only Malioboro and Prambanan Temple. But how could I be in love with this town and make me want to visit again? Maybe it could be called as love at the first arrival. Actually I had not-so-good trip when going to Yogya, I threw up in the bus, maybe because I was so tired and not in a good condition, or maybe because I'm too nerveous to have a walk in Yogya. Then, when I arrived in Yogya,suddenly I felt fresh, not dizzy as I usually feel after throwing up. There must be something in Yogya coz never I felt powerful and cheerful as I stepping my walk in Yogya.

Yogyakarta, you may agree if I say Yogyakarta is a beautiful town, with beautiful-hearted people -- kind and humble. People living in Yogya also vary from different tribes and culture, but they could blend together. They also have great interest in art which they concern to do, no wonder so many artist come from Yogya, whether bands, singers, writers, etc. When I wandering at Malioboro in the evening, I saw many paper-projects (shaped like a statue -- animals, doll, globe). At that time there's an event (I forgot the name of that event). From that case, I could see how Yogya be a place where many artist can explore their talent, and they grow fast and better and produce such a nice art that others could enjoy.

I couldn't deny that I was so tired since I only had one day in Yogya, but I wanted to get something here. And when the night came and time to take a rest, I got something. Yeah, I got "something" in my dream when I slept in a small hotel near Malioboro mall. "Keep your promise!" A person wearing red t-shirt shouted and got his car out. Hearing his shout, I did wanted to throw anything-that-I-could-throw, but I found nothing. "How could you say like that? That's you who have promises, isn't it?" My mind was busy thinking while that person approached me and smiled at me. Then, that person took me a ride and we're wandering together, and my mind couldn't stop questioning, "How could it be? How could it be?"

Yup, what I just wrote above was only a dream. I wondered why I should have such kinda dream which feel so real. I was in different town with that person, but why I dream of that person? Then I remember, that person even told me that he ever went to Yogya, as a place he ran away if I'm not mistaken. So, how could even Yogya conspire remembering me to the red t-shirt person?

Yogya and its charm, with  the dream I dream in Yogya -- I couldn't forget what things happened in Yogya. And I do miss Yogya and wish to come back soon, because I left "something" there, on the pillow and the bed that led me to my dream, that involved him. Why should involve that dream and that person? Hey, it's already midnight. Stop questioning and go to bed.

Note: actually this post presented to Yogyakarta's Birthday on 7 October. But it's okay, not too late to say: "Happy 257th birthday, dear Yogya. See you very soon."




October 8th, 2013
02:50 a.m.
 

Sample text

Sample Text