And here we go! This is it!
Akhirnya telah sampailah pada saat yang berbahagia, dengan selamat sentosa
*weii, jadi uud gini*. Well, jadi gini... pengin cuap-cuap aja sih sebenernya
perihal apa yang terjadi di sekitar dan saya alami sendiri. Lagi pengin
menyoroti kehidupan di umur 20-an hihihiii. Dan kali ini mau bahas perihal...
being single in this tough world *jreng jreeng*. Iyah, saya mau perkecil lagi
cakupan 'world'-nyah: menjadi pekerja berstatus single. Kenapa bahas ini?
Karena emang lagi dialami dan ternyata seru loh saat kita-kita yang single
berhadapan dengan mereka-mereka yang sudah menikah :D. Walau di tempat saya
bekerja masih banyak yang single *yaah seenggaknya buat beberapa bulan ini :D*,
tapi 'pergesekan' asoy antara para
lajang dan para... (para apa nih buat yang udah nikah? parampam yaah :D)
menjadi menarik untuk disimak.
Ada yang bilang menjadi single
itu ibarat mata pisau. Di satu sisi, bahagia akan kebebasan, di sisi lain ada
kecemasan belum menemukan pasangan. Di sini, saya sih jadi single bukannya
karena emang pengin sendiri gak kepikiran untuk punya pasangan *yaiyalaah mau
punya partner in crime, partner in everything which is my hubby, mamaaaah*
Namun saat belum menemukan pasangan, dan jadilah single *dari tadi
singgal-singgel muluu jadi bayangin keju kraft single :9* rasanya we could do
nothing except praying, praying, praying, and doing good things. Belum lagi
teman-teman di sekitar satu per satu sudah pada berkeluarga,sementara kita
(saya) belum juga melepas status lajang (apalagi kalau temannya itu usianya
jauh lebih muda xD) Rasanya 'ini gak fair, ini gak fair!' *ala cinta di aadc*,
rasanya seperti ditinggalkan di tengah taman dengan tatanan indah, tapi satu
per satu lampunya mati dan meninggalkan gelap *iki ophoo*. As a single fighter,
pasti ada masa-masa beneran alone & lonely (booow, drama dramaah), tapi
coba deh untuk berkumpul dengan para singles lainnya (hahaaa buat aliansi), dan
juga gak boleh anti sama yang udah nikah. Dan coba deh lihat, ada
kebahagiaan-kebahagian yang bisa kita rasakan saat menjadi single:
1. Bisa
bebas ke mana-mana suka-suka
"Pulang
kerja makan mi ayam yuk..."
"Besok ke
sini yuuk..."
"Lusa ke
sono yukk..."
"Minggu
depan metis yuuk..."
"Liburan
nanti ke Jogja yuuk..."
Inilah kesenangan 'sejati' kaum
singles. Kerjaannya bikin planning ke sana kemarih xD. Yang dipikirin cuma... diri sendiri! Iyes,
maksudnyah coba kalau sudah berkeluarga, butuh banyak pertimbangan untuk pergi
ke sana kemari. Lah kalau masih sendiri mah, tinggal intip isi dompet kira-kira
masih bisa survive gak yaa untuk dipakai makan di luar / nonton bareng/
shopping xD. Tak jarang saya dan rekan-rekan kerja tercintah berkumpul bersama.
Dan seringnya, yang kumpul adalah yang masih pada single hihihii. Yah itu tadi,
karena misal, saat pulang kerja mau mampir makan dulu, yang sudah menikah kerap
gak bisa ikutan karena... taulah ya, mau masak buat suami, mau makan malam di
rumah, mau ngurusin bayi, kalaupun bisa keluar tapi males mesti bawa bayi,
dhymtbjml *dan hal yang merepotkan tapi bisa jadi menyenangkan lainnya*.
Bahkan, pun buat yang masih single juga kadang ada saat di mana kita gak bisa
kumpul *yang mau beberes rumah, pulang kampung, persediaan dollar menipis,
dll*. Tapi setidaknya, singles bisa bebas kumpul-kumpul, bisa ke mana-mana
menghadapi dunia bersama.
2. Cocok buat jadi tim
cheerleaders atau srimulat
Sebenarnya hal ini tergantung
pribadi kaum singles-nya sih. Cuma kok ya, ndelalah (tau kan arti ndelalah) di
tempat kerja saya ketemu dengan kaum singles yang kerjaannya bikin ketawa-tawa.
Asli! Setiap kali kumpul sama para single, itu mesti ada aja hal-hal yang
diketawain, padahal terkadang lagi ngerasa susah, merana bermuram durja, tapi
kalau para singles udah bersatu, hahahahaa jangan macam-macam karena kami akan
menguasai dunia! xDD. Tak jarang kaum singles ini jugalah yang menebar
keceriaan dan kebahagiaan di balik kegundahgulanaannya (sebenernyaaa).
3. Boleh kasih sumbangan secara
kolektif
Iyaah, ini beneran asyiknya jadi
single! Perlu diingatkan lagi, kalau bahasan kali ini menyangkut perihal
kehidupan di umur 20-an, yang artinya... bakal ada momen di mana bertemu dengan
orang-orang yang mengambil keputusan besar dalam hidupnya, yaitu menikah. Di
dunia kerja pastinya banyak ditemui teman-teman yang tadinya single, lantas
dalam hitungan tahun, bahkan bulan lantas melepas masa single-nya. Di usian
20-an, pasti banyak deh dapet undangan pernikahan. Nah, di tempat saya bekerja
sudah tak terhitung deh dapat berapa undangan. Karena banyaknya pekerja yang
juga kebanyakan kaum wanita, jadinya rentan banget (eh kok rentan sih – ganti
ah!), jadinya rawan banget, eh jadinya banyak banget yang menikah di umur
20-an. Biasanya teman-teman kerja yang pada single akan bersatu mengumpulkan
sumbangan hihihihihii. Sebenarnya sih
gak ada batasan untuk kasih sumbangan, mau single atau udah nikah kalau mau
barengan ya hayoo aja, tapi saya perhatikan untuk yang sudah menikah terkadang
lebih memilih untuk ‘nyumbang’ atau cari kado sendiri. Kalaupun mau bareng,
mereka semacam yang minta izin dulu ke teman yang suka ngumpulin sumbangan:
“nti aku nyumbangnya ikut bareng yaa...” padahal kalau yang single mah gak
perlu pake izin lagi langsung aja ngumpulin uang sumbangan. Lumanyaan ;)
4. Terbukanya sulaman jaring
laba-laba
Lagi, bicara tentang single pasti
akan mucul kata yang satu ini: kebebasan. Bukan, bukan berarti ketika seseorang
tidak lagi single menjadi tidak punya kebebasan, menjadi terkungkung, tapi untuk yang single pasti otomatis mereguk kebebasan
ini. Dan sebagai seorang single yang juga (sok) sibuk bekerja, akan bertemu
banyak relasi kerja. Tapi kalau pengalaman saya sih, saya masih berkutat di
lingkup intern di tempat kerja, yang
mana... yah ketemunya sama wanita-wanita single jugaa xDD. Ada juga sih
beberapa yang sudah menikah. Ohya saya juga sempat nimbrung di suatu komunitas yang bisa membuka kesempatan saya untuk lebih mengenal banyak orang, punya teman baru lagi, tapi kemudian tempat buat ngumpulnya lagi direnovasi dan gak tau kapan ada gelaran lagi. Namun yang pasti, dengan status yang masih single ting-ting,
membuat terbukanya kesempatan untuk setidaknya lebih mengenali diri sendiri
dulu, baru kemudian bisa terbuka untuk membangun relasi, dan berlanjut jadi suatu
hubungan yang berkomitmen. Mungkin begitu. ;)
April 7th, 2015
21:41
0 komentar:
Posting Komentar