Saya lupa kapan awal persisnya ada bude penjual sayur yang mangkal di samping teras rumah. Sepertinya dari saat saya masih kuliah. Tidak jadi masalah, toh kehadiran bude sayur malah membantu orang rumah yang suka malas keluar-keluar, jadi kalau mau beli sayur & mau masak, jadi lebih praktis tinggal keluar beberapa langkah, langsung dapat bahan makanan yang siap diolah. Bude sayur ini selalu mangkal di pagi hari, sekitar dari pukul 7 sampai setengah 10. Tidak setiap hari orang rumah belanja sayur, namun kadang di saat lagi mau beli sayur, eh bude sayurnya tidak datang. Kalau bude sayur tidak datang, bisa berarti saat itu hari hujan sehingga bude tidak berjualan, atau anaknya ada yang sakit, atau budenya yang sakit. Tapi seringkali bude sayur tidak datang karena cuaca hujan. Yah, kalau hujan , jualan bude jadi basah dan bude pun ikut kebasahan karena di halaman rumah hanya ada atap kecil yang bisa melindunginya dari hujan. Tak jarang pula bude terjebak hujan. Saat Subuh ia belanja ke pasar, langit tidak menunjukkan tanda akan hujan, dan saat dia sampai di tempatnya berjualan, ternyata hujan sudah mengguyur pagi. Kalau sudah begitu, kadang bude tetap menggelar jualannya. Saat hujan dan ada bude sayur yang berjualan, biasanya nenek saya meminta saya untuk membukakan rolling door di samping rumah, agar bude sayur bisa sedikit masuk dan tidak kehujanan. Tak hanya itu, nenek juga suka membuatkan bude sayur teh panas (padahal terkadang untuk membuat teh untuknya, nenek meminta tolong dibuatkan saya). Kala itu di pagi hari kalau tidak ada jam kuliah, tentunya saya masih lengket di tempat tidur, terlebih lagi kalau hujan, sementara nenek saya sibuk membuatkan teh hangat untuk bude sayur. Sempat terpikir : "kenapa nenek saya kepikiran untuk membuatkan teh yaa, sementara saya malah masih bermalas-malasan di kamar." Sampai suatu hari kembali hujan,bude sayur berjualan di teras samping rumah, nenek menyuruh saya untuk membuatkan teh dan berkata : "itu mbok bude sayur dibuatin teh...biar tubuhnya anget. Ujan-ujan gini kan enak nge-teh to...."
=================================================================
Pagi ini hujan lagi. Sepertinya hujan dari Subuh tadi. Dan bude sayur tetap berjualan, padahal beberapa hari kemarin dia tidak berjualan. Modalnya terpakai katanya. Pagi ini hujan. Dan tidak ada lagi nenek di rumah. Tiba-tiba saya ingat apa yang selalu dilakukan nenek saya ke bude sayur kala hujan. Saya, yang tadi pagi saja malas-malasan bangun untuk merebus air dan membuatkan teh untuk mami, kali ini beranjak ke dapur, memanaskan air dan kembali membuat teh dengan semangat. Sampai mami bertanya : "loh mbak, kok buat teh lagi?" Dan saya pun menjawab : "ini buat bude sayur , mi..." Mungkin mami heran liat anaknya pagi-pagi kesambet apaan kok udah peduli sama orang (ini sih cuma perkiraan saya saja). Saat membawakan teh panas ke depan, saya pun bilang : "ingat ibok, mi... :)" (saya memanggil nenek saya ibok)
Ya, hal kecil sebenarnya, hanya hal kecil dengan membuatkan teh panas di kala hujan yang dicontohkan nenek saya. Hal kecil yang juga bernilai kebaikan. Pernahkah kamu merasa capek untuk melakukan hal-hal baik? Sepertinya kita telah berbuat baik, tapi hasilnya begitu-begitu saja. Kita sudah berbuat baik, tapi tetap dikecewakan, tetap merasa tersakiti, tidak dihargai. Tapi hey, jangan sedikitpun berpaling dari hal-hal yang baik. Tetap pasti akan ada yang kita petik dari kebaikan-kebaikan tersebut. Dan dengan melakukan kebaikan, siapa tahu kebaikan kita itu pun ditiru, dilakukan juga oleh orang lainnya, seperti kebaikan yang dicontohkan oleh nenek saya, dan saat beliau sudah tiada, saya ingat apa yang dilakukannya dan menerapkannya. Ini juga jadi pengingat buat saya untuk terus melakukan hal-hal baik. Let's keep doing good! Insyaallah kebaikan kita bisa bermanfaat.
June 17th, 2013
10:13 a.m.