Saya bukanlah seseorang yang getol makan. Maksudnya saya gak punya tuh selera makan yang bagus, yang bikin orang saat ngeliat saya makan jadinya ketularan pengin makan. Yang ada sih pada gemes kalau liat gaya saya makan yang suka cimik-cimik, bener-bener gak nyemangatin deh. Atau terkadang saya lamaaaa sekali kalau lagi makan. Bahkan sering my mom berkomentar, "yaelah mbak, kesuen lek mangan. keburu anakmu tibo (nek wes nduwe anak)." My granpa pun sesekali kala itu berkomentar, "Gita ini kalau makan lama ya, tapi yo abis juga. Yowes alon-alon asal klakon."
Saya menyadari kalau kecepatan saya makan harus segera ditingkatkan *ya kalau gak mau anaknya suka jatoh* ya tapi kan belum punya anak yak?* Saya setuju banyak hal yang perlu dilakukan dan butuh waktu yang lebih banyak, yang sayang rasanya kalau hanya dihabiskan untuk perkara makan. Saya pun sebenarnya tak selalu makan dengan lambat dan tak bergairah. Jika menu makanannya yang saya mau dan saya suka, maka saya bisa makan dengan kecepatan rata-rata atau luar biasa, tentunya penuh gairah pula. Namun yah, mengingat dunia bukanlah pabrik pewujud keinginan *kata Augustus Water sih ya* dan dengan segala keterbatasan saya untuk bisa mendapatkan makanan yang saya inginkan dan butuh proses yang belum saya akrabi saat ini *iya, mau ngomong masak aja jadi pance yah*, maka saya seringkali berhadapan dengan makanan yang tak terlalu ingin saya makan.
Apakah saya pemilih makanan? Rasanya tidak juga. Saya sadar diri karena kemampuan masak saya masih payah, jadi saya hanya nerimo makanan apa yang tersaji. Dan ya, saya memakannya. Saya juga tak punya pantangan makanan apa-apa *sujud syukur*. Namun adakalanya di saat selera makan saya kacau *speednya berantakan, makan gak dinikmati lagi*, maka saya perlu mencari variasi menu makanan. Dan akhir-akhir ini, saya sedang pengin makan pizza. Ya, percaya atau tidak, mencari partner makan itu merupakan PR dalam kehidupan *maaf, susah cari analogi gitu deh*. Rasanya kalau gak ketemu partner makan yang gak sealiran itu kurang seru yah. Dan saya yang termasuk belum bisa mengisi PR untuk siapakah partner makan pizza yang asyik, yang punya sense of appetite yang asyik, yang kalau ngeliat orang itu makan jadi ikutan semangat makan *sumpah, mbaknya mau makan aja berasa ikutan lomba pake semangat-semangat segala* pasang ikat kepala* Sempat ada partner makan yang sealiran: suka makan pizza, bakso, siomay, Mr. Celups, tapi doi sekarang udah nikah dan masih rempong menempuh hidup barunya *iya, saya tungguin kamu sampai si baby gedean dan bisa dititip-titipin :D*
Nah, sembari di masa penantian inilah saya jadi kepikiran untuk dapetin partner in crime in eating pizza. Pengin ngajakin my mom, tapi dianya kalau diajak ke tempat pizza sukanya cimik-cimik aja *paling banter pesen salad.* Ngajakin my sister, entar sayanya tombok :D. Kalau sama My dear friends, sepertinya pada gak getol banget makan pizza. Sementara saya maunya itu orang juga doyan makan pizza. Pengin makan bareng orang yang nyenengin, yang kalau ngeliatnya jadi ketularan lahap makan, yang syukur-syukur punya sense of treating alias suka nraktir *tapi saya rela kok kalau suruh bayar masing-masing* Namun hey, sebelum cari partner-partneran, gimana kalau polanya yang saya ubah? Gimana kalau gak taunya sayalah yang "dicari" untuk bisa jadi partner makan yang asyik, menyenangkan, yang penuh semangat. Hayoo, bisa gak coba? Well, kalau ada yang beneran nyari nih ya, I promise I try my best! Jadi, coba ah biar kalau makan keliatan semangat dan berselera, jadinya menyenangkan, dan kalaupun belum terlihat seperti itu, mau gak kalau saya jadi pemakan yang penuh kasih dan cinta? *iki opooo* Dan jangan duka jangan lara, saya bisa jadi partner yang aman lah karena saya si pemakan segala. haha.
October 31st, 2014
11:55 p.m.