Yasudah, mari kita mulai bercerita saja yaa.... Mmmmm, cerita yang mana yaa?? Mmm, sepertinya yang ini saja yaa:
19102012
Kalau buat anak sekolahan dan juga banyak orang yang bilang kalau hari Jumat adalah hari yang pendek (karena biasanya di sekolah jadi pulang cepat karena anak laki-laki mesti sholat Jumat, dan buat pekerja2 yang lbur di hari Sabtu, hari Jumat means the last day to work, jadi bawaannya Jumat-nya cepet berlalu aja), tapi itu tidak berlaku buat saya. Hari Jumat adalah hari tersibuk saya karena saya mesti mengajar di 3 kelas, dari pagi sampai sore, dan di 3 tempat yang berbeda. Jadiii, gak ada tuh rasa-rasanya harinya jadi pendek atau apalah... (eh, lucu juga yak hari kok bisa dipendek-pendekin). Dan lagi yaa, yang saya ajar itu isinya dari pagi sampe sore bocah-bocah semua: dari yang pagi pukul 9-11 baduta-batita (bayi dua tahun - tiga tahun), pukul 14.00-16.00 bocah TK 4-5 tahun, dan terakhir pukul 16.00-18.00 bocah SD-- Kebayang dong yaa gimana rempongnya and serba menguras energinyaa~~~ tapii saya berusaha sekeras mugkin untuk menikmatinya (terlebih, menyenangkan sekali berada di lingkungan anak-anak), dan terkadang kita malah dapat belajar sesuatu dari bocah-bocah lugu itu... seperti apa yang terjadi di hari itu....
Nah, ceritanya di Jumat siang saya mengajar les calistung anak-anak TK.Usia mereka berkisar 4-5 tahun. Dan berhubung tadi paginya saya sudah bertemu bocah-bocah yang lebih atraktif, saya berasa energi saya bener-bener dikuras , diserap oleh mereka. Dan hari itu, tiba saatnya saya mati gaya di depan bocah-bocah TK itu mau diajarin apa. Bukannya saya kehabisan materi, tapi justru saya masih gak tega untuk terus-terusan menjejali mereka untuk latihan menulis. Jadi durasi 2 jam yang diberikan saya bagi menjadi 1 jam untuk menulis, dan selebihnya acara bebas. Nah, untuk acara bebas saya biasanya mengisinya dengan menyanyi, mewarnai, dan menggambar. What?? Menggambar? Yah, saya sih sadar talenta bangeet kalo gambaran saya "elek", tapi tuh bocah-bocah teteup minta digambarin.. hiihihi. Biasanya saya menggambar sesuai dengan request-an mereka. Lalu, ada seorang anak yang minta digambarkan rumah (Alhamdulillah yah, kalo rumah sih agak bisa berbentuk lah gambarannya). daan, dasar boah-bocah, liat temennya satu digambarin rumah-rumahan, yang lainnya pun jadi ikut-ikutan. Maka jadilah saya menggambarkan rumah, dan kemudian saya meminta mereka untuk menulis "house" di gambarnya, lalu diwarnai.
Kemudian, sampailah saya pada satu anak yang minta digambarin rumah juga, plus taman berbunga.
(well, masih bisa lah yaah kalo gambar bunga). Lalu saya pun asyik menggambar dan menawarkan anak tersebut gambar kupu-kupu, rumput, yah biar tamannya semarak gituu. Dan anak tersebut pun mengangguk setuju.
Ternyata ooh ternyata, di pojokan
sana, terlihat seorang anak yang mogok nulis dan mukanya muram. Nah looh,
kenapa coba? Pelan-pelan saya dekati anak tersebut, dan pelan-pelan juga saya
bertanya padanya:
Saya : Fira kenapa?
Fira : Fira gak mau nulis. Urfa (teman yang duduk di sebelahnya)
nakal.
Saya : Loh, kenapa kok nakal?
Fira : Itu Urfa dapet gambar ada bunganya. (yak, ternyata dia ‘cemburu’
kali yaa)
Saya : Loh, kenapa begitu dibilang nakal. Tidak ada yang nakal kok. Fira
mau digambarkan bunga juga?”
Dan bocah itu pun mengangguk lugu. Saya pun berkata, “Fira, kalau mau
digambarin bilang ya… kalau Fira gak bilang, miss gak tau kalau Fira mau
digambarin juga. Kalau Ufa tadi bilang, makanya dia dapat gambar bunga.” Kemudian
bocah itu pun mengangguk lagi , sambil tersenyum kecil karena saya mengambil bukunya
dan sibuk menggambar bunga. “Terus Fira mau digambarin apa lagi?” Fira pun
langsung menjawab, “kupu-kupu..sama burung.. sama sapi…..” Well,well, kali ini
sekalinya dia ngomong apa maunya, bikin saya kewalahan. Hehehe…Dan tau gaak, setelah kejadian itu saya jadi lama sekalii berpikir , “How could I say: If you want something, just say it. People won’t know what you mean if you don’t express it.” Huuf.. sadar gak sih, terkadang kita (hiyaaa, sebenernya siih lebih ke “saya) susah banget untuk ngungkapin apa yang kita rasa, yang kita inginkan, apa yang kita maksud… dan terkadang, kita (prwakilan dari kata ‘saya’) berharap orang bisa ngerti keadaan kita tanpa kita perlu banyak berkata-kata. (part yang ini sya bangeeet). Yah, walau terkadang gak semuanya mesti diungkapkan dan sampe universe knows everything happen on you…. Tapi seenggaknya, kita (saya) mesti belajar untuk mengungkapkan sesuatu..agar tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, agar ada respon dan kelanjutannya, agar melegakan, dan agar agar lainnya…..
Soo, you, and so do I, be expressive …… ;)